Sampah Dikeluhkan Wisatawan ke Labuhan Bajo
Kupang: Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores banyak diminati wisatawan asing. Tapi kondisinya memprihatinkan, sambah berserakan tidak ditangani dengan baik. Akibatnya wisatawan banyak mengeluh. Padahal Labuhan Bajo yang berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini menjadi tempat tujuan sebelum wisatawan menyeberang ke Pulau Komodo.
Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (ASITA) Provinsi NTT secara resmi Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk memperhatikan secara serius persoalan sampah di daerah wisata unggulan itu dengan memperbanyak pasukan kuning.
"Salah satu cara terbaik mengatasi sampah dengan memperbanyak pasukan kuning sehingga fungsi mereka dioptimalkan baik di Kota Labuan Bajo maupun Pulau Komodo," kata Wakil Ketua Asita NTT Yohanes Rumat Sabtu (15/4) sore.
Ia mengatakan hal itu menanggapi persoalan sampah di Labuan Bajo yang juga disoroti oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, saat menghadiri pertemuan pemantapan kerja sama Pemerintah NTT dengan operator kapal pesiar internasional asal Amerika Serikat, Carnival, di Benoa Bali beberapa waktu lalu.
"Saya titip kepada Pemda NTT supaya masalah sampah bisa diselesaikan dengan baik karena di Labuan Bajo saya dengar sampahnya sangat banyak termasuk di Komodo," kata Menteri Luhut.
Yohanes yang juga Anggota DPRD NTT itu mengatakan, persoalan kebersihan destinasi wisata merupakan aspek yang selalu dipertimbangkan wisatawan karena menyangkut kenyamanan.
Apalagi, katanya, Labuan Bajo sudah menjadi satu dari 10 destinasi prioritas nasional dan sudah dikenal oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Menurutnya, pola hidup masyarakat di pesiar pantai maupun yang tinggal di rumah panggung di Labuan Bajo masih membuang sampah di sembarangan tempat.
Selain itu, sampah-sampah juga berasal dari kapal-kapal pesiar, kapal nelayan, kapal penumpang, yang membuang sampah di laut dan termasuk yang sulit terurai.
Untuk itu, harus ada upaya nyata dari pemerintah daerah dengan memperbanyak pasukan kuning secara memadai yang berperan khusus menangani sampah.
Menurutnya, persoalan kebersihan pada umumnya merupakan tanggung jawab masyarakat setempat, namun perlu ada koordinasi dari pemerintah melalui dinas terkait melalui gerakan pembersihan secara besar-besaran.
Asita juga, katanya, selama ini terlibat memberikan kepedulian menjaga kebersihan daerah wisata melalui kegiatan Jumat Bersih bersama masyarakat.
Namun menurutnya, jika masyarakat belum memperdulikan kebersihan maka perlu dibatasi dengan aturan tegas melalui Peraturan Daerah yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
"Jika tidak maka sampah akan menjadi persoalan sepanjang masa dan ini tentu mengganggu upaya pengembangan sektor pariwisata kita," katanya. (nga)
Advertisement