Sampah Botol Plastik Suroboyo Bus, Laku Terjual Senilai 150 Juta
Suroboyo Bus yang beroperasi sejak 2018 telah menjadi magnet bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, adanya Suroboyo Bus membuat masyarakat yang ingin menaiki harus membawa sampah botol/gelas plastik.
Semenjak awal beroperasi, sudah terkumpul sebanyak 39 Ton dan telah dilelang melalui Dirjen Kekayaan Negara (DJKN). Nilai yang didapat dari lelang tersebut sejumlah 150 Juta rupiah.
Hasil lelang tersebut masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya.
"Botol plastik ini masuk jadi kekayaan daerah Surabaya. Hal baru, sebuah daerah punya kekayaan daerah sampah plastik yang akhirnya menghasilkan uang," ujar Kepala Bappeko, Eri Cahyadi.
Eri juga menambahkan, keputusan Pemkot Surabaya untuk menggunakan sampah botol plastik sebagai pengganti uang guna menaiki Suroboyo Bus adalah untuk mengajari masyarakat mengumpulkan sampah milik mereka.
Menurut Eri, pelelangan sampah tersebut memang tak dilakukan oleh Pemkot Surabaya namun dilakukan oleh DJKN. Pemenang lelang tersebut adalah PT. Langgeng Jaya Plastindo, perusahaan pengelola sampah plastik menjadi biji plastik.
"Lelang dibuka itu harganya cuma 80 jutaan, alhamdulillah lah bisa ditutup dengan harga 150 juta. Nanti hasil ini bisa digunakan untuk hal lain," lanjutnya.
Eri mengatakan hasil lelang tersebut dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Dananya masuk ke APBD lalu dicampur. Masuk ke PAD retribusi, atau bisa masuk ke pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau bisa masuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masuk jadi satu, setelah itu baru dibelanjakan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Plt. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang tersebut.
Eri berharap Suroboyo Bus akan terus menerapkan sistem sampah plastik seperti ini. Menurutnya hal ini telah menjadi percontohan bagi kota dan negara lain.
Harapan Eri juga diamini oleh salah satu penumpang Suroboyo Bus yang sempat diwawancarai oleh ngopibareng.id.
Penumpang bernama Ufa tersebut senang dan bangga bahwa Surabaya menjadi kota percontohan dalam penerapan sistem sampah sebagai pembayaran.
"Ya bagus sih mas, jadi masyarakat ndak buang sampah sembarangan. Mereka tau kalau sampah plastiknya bisa digunakan untuk naik bus," ujar wanita berjilbab itu.
Selain Ufa, penumpang lain yang berasal dari daerah Bagong bernama Yanto juga satu suara dengan Pemkot Surabaya. Namun ia berharap Suroboyo Bus bisa diperbaiki sistemnya.
"Kalau pembayaran pake sampah sudah oke mas, tapi ya bus ini harus lebih baik lagi. Jalur-jalur nya dan headway-nya biar bisa jadi bus kota yang dipakai sama semua orang," pungkas Yanto.