Sambut Pemilu, Mahasiswa Petra Gelar Orasi Pemimpin Masa Depan
Menyambut pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, UK Petra atau Petra Christian University menggelar orasi untuk mengukur kemampuan komunikasi mahasiswa prodi Komunikasi Kepemimpinan.
Sekitar 30 mahasiswa semester 5 prodi Ilmu Komunikasi, Petra Christian University melakukan orasi dengan tema "Kupas Tuntas Pemimpin Masa Depan Menurut Gen Z" di selasar gedung Q Petra Christian University. Orasi ini sebagai implementasi tugas ujian akhir semester mata kuliah Komunikasi Kepimpinan.
"Dengan suara dan kontribusi dari generasi muda akan menentukan masa depan bangsa dan negara untuk lima tahun ke depan," ujar Fanny Lesmana, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Kepemimpinan
Fanny mengatakan, dengan orasi ini, dirinya yakin dengan kemampuan mahasiswanya yang mempraktikkan langsung teori yang telah dipelajari selama di kelas.
"Kami menyerahkan isi konten orasi ke mereka. Kita bicara kepemimpinan dan ini sejalan dengan prinsip Petra dalam konteks global socio leadership. Mereka juga tidak hanya belajar di dalam kelas saja, namun mereka juga langsung mempraktikkan bagaimana seharusnya menjadi pemimpin," ujarnya, Kamis, 14 November 2023.
Valerie Audrey Laurencia, mahasiswi yang mengikuti orasi ini mengatakan, dalam orasinya tersebut, pemimpin yang baik adalah mereka yang paham dengan kondisi dan keadaan rakyatnya.
"Pemimpin yang baik menurut saya adalah mereka yang mempunyai visi dan hati untuk membangun, bukan memperdaya rakyat. Pemimpin harus mendengar dan punya rasa empati. Harus bisa merasakan nasib rakyat supaya bisa memberi solusi yang baik," ungkap Valerie.
Selaras dengan Valerie, Natasya Nethania yang juga menyampaikan orasinya dengan menyebutkan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mendengar suara rakyatnya.
"Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa mendengar. Untuk pemimpin berikutnya, harapan saya mereka bisa mendengar suara rakyat. Tidak mendengar suara yang berasal dari kepentingan pribadi atau golongannya sendiri," tutur Natasya.
Sementara itu, Yovan Immanuel berharap sosok pemimpin itu harus bisa mempersatukan rakyatnya, bukan memecah belah rakyatnya.
"Sosok pemimpin bagi saya adalah mereka yang peduli, memprioritaskan dan mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Juga tidak hanya fokus ke hal-hal praktis seperti ekonomi dan IKN misalnya," harap Yovan.