Sambut Idul Adha 1443 H, LDII Kumpulkan 40 Ribu Hewan Kurban
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1443 H, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) berhasil mengumpulkan 40.512. hewan kurban. Dengan rincian 22.474 ekor sapi, 30 ekor kerbau, dan 18.008 ekor kambing.
Sebelumnya, pada 20 Juli 2021, jumlah kurban yang disembelih warga LDII di seluruh Indonesia mencapai 33.908 ternak yang terdiri dari sapi 20.473 ekor dan kambing 13.435 ekor.
Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengatakan ada kenaikan jumlah hewan kurban, dibanding tahun 2021. Ini membuktikan niat dan semangat berkurban umat Muslim tidak terpengaruh dengan kasus COVID-19 dan merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi dan kambing.
“Kenaikan ini, disebabkan semangat bersodaqoh dan ekonomi mulai bergerak meskipun masih ada pandemi COVID-19. Dan warga LDII mampu mengantisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan, Kementerian Peternakan, dan MUI,” ujar Dody kepada Ngopibareng.id, di Jakarta Senin 11 Juli 2022.
Untuk pelaksanaan penyembelihan, kata Dody, DPP LDII telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan memotong hewan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), di daerah-daerah yang rawan wabah PMK. Selain itu, warga LDII juga diminta terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memilih dan membeli hewan kurban, serta ramah lingkungan.
“Alhamdulillah daerah-daerah bisa melaksanakan kurban baik dipotong di Rumah Pemotongan Hewan dan lokasi sendiri dengan baik. Selain itu kami juga memanfaatkan besek atau kantong plastik yang bisa diurai alam untuk pembungkus daging," ujar Dody.
Dody berharap Idul Adha, menjadi momentum untuk meningkatkan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Agar, bangsa Indonesia terus menjadi bangsa dengan kepribadian unggul yang jadi modal sosial dalam membangun peradaban.
Sementara itu Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso mengatakan, tahun ini Idul Adha bisa jadi momentum meningkatkan kepedulian sosial, usai pandemi COVID-19, di mana bangsa Indonesia menghadapi resesi akibat melonjaknya harga minyak bumi dan masalah pangan dunia.
"Inflasi mulai dirasakan masyarakat karena melambungnya harga kebutuhan pokok, umat Islam harus tanggap terhadap masalah sosial tersebut," kata Chriswanto.
Permasalahan sosial itu dapat diatasi apabila, bangsa Indonesia memiliki dua tipe sikap luhur, berupa kesalehan individu dan sosial.
Sebab itu, DPP LDII mengajak umat Islam untuk saling membantu, meringankan beban ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Menurut sarjana Teknik Perkapalan ITS Surabaya, kesalehan dibentuk oleh rasa takwa. Ketakwaan itu dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dengan tulus ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Pengorbanan Nabi Ibrahim itu, kemudian diperingati oleh umat Islam dengan menyembelih kurban pada Idul Adha.
Chriswanto lantas mengutip hadis dari Imam Bukhari, bahwa kurban merupakan ibadah yang paling disenangi oleh Allah pada 10 Dzulhijah – mengalahkan pahala orang yang berkorban harta, benda, dan nyawa sebagai martir yang sahid di medan perang, “Inilah wujud kesalehan individu yang bisa diwujudkan dalam berkurban,” ujarnya.
Di sisi lain, kurban juga membawa berkah dalam kehidupan sosial. Para peternak memanen rezeki dan warga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak. Ekonomi pun bergerak. Berkah kurban dari sisi individu dan sosial yang luar biasa itu, jangan sampai terhalang oleh wabah virus Penyakit, Mulut, dan Kuku (PMK), pesan Chriswanto.
“Warga LDII tidak semuanya mampu, mereka bisa berkurban dengan cara menabung yang disetorkan saat pengajian. Saat menjelang Idul Adha tabungan tersebut digunakan untuk membeli hewan kurban,” ujarnya.