Sambut Hari Disabilitas, LSI Buka Posyandu Disabilitas di Malang
Hari Disabilitas Seduni jatuh pada Selasa 3 Desember 2019. Lembaga nirlaba Lingkar Sosial Indonesia bekerjasama dengan RSJ Radjan Wedidodiningrat, Kecamatan Lawang, Malang berencana membuka Posyandu Disabilitas.
Posyandu tersebut soft launching di Desa Bedali, Lawang, Malang pada Kamis, 5 Desember 2019. Ketua Lingkar Sosial Indonesia, Kertaning Tyas mengatakan, Posyandu Disabilitas ini dibuka sebagai bentuk kebijakan affirmative action.
Dengan adanya posyandu tersebut maka akan menyetarakan kesempatan kelompok disabilitas dengan kelompok lainnya dalam hal memperoleh pelayanan jasa kesehatan yang sama.
"Kalau dalam konteks pelayanan kesehatan disabilitas, kami ingin mensetarakan kesempatan pelayanan kesehatan. Agar mempermudah para penyandang disabilitas. Kan selama ini pelayanan kesehatan masih bersifat umum sedangkan disabilitas itu memerlukan layanan khusus," tuturnya, Selasa 3 Desember 2019.
Dijelaskan oleh Ken, penyetaraan pelayanan kesehatan di Posyandu Disabilitas tersebut berupa, pelayanan fisioterapi, imunisasi, konseling, dan patenting bagi penyandang disabilitas entah itu tuna netra, tuna daksa, ataupun Anak Berkebutuhan Khsus (ABK).
Pelayanan kesehatan yang disebutkannya, menurut Ken, saat ini belum bisa diakses oleh penyandang disabilitas karena beberapa hal seperti biaya yang mahal, tidak ada ketersediaan tenaga medis, ataupun tempat terapi.
"Dimana pelayanan keseharian di puskesmas rata-rata belum bisa diakses oleh difabel khusunya ABK ataupun tuna netra, namun, di Posyandu Disabilitas ini akan ada pelayanan itu semua," ujarnya.
Ken juga menerangkan pemberian layanan kesehatan tambahan di Posyandu Disabilitas tersebut ditujukan agar bisa dimanfaatkan bagi para ABK dan tuna netra, pada khususnya.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut, lanjut Ken, pihaknya akan menggratiskan biaya pengobatan di Posyandu Disabilitas.
"Selain itu, akan ada pula tenaga media, terapis dan psikiater dan lainnya yang berasal dari Puskesmas dan Rumah Sakit Jiwa," imbuh dia.
Semua tenaga medis itu siap untuk menjadi terapis bagi penyandang disabilitas yang berobat di Posyandu Disabilitas.
"Dan untuk tempat terapinya juga kami sudah siapkan, yakni di balai desa yang sudah dijamin oleh pihak pemerintah desa," ujarnya.
Agar mudah diakses oleh para penyandang tuna netra khususnya, pelayanan antar jemput gratis bagi penyandang disabilitas juga disediakan untuk mengantar dari rumah yang bersangkutan ke Posyandu Disabilitas.
"Nanti itu pakai mobil ambulance puskesmas atau RSJ Lawang atau bisa juga swadaya masyarakat. Ini agar mempermudah pengobatan," tuturnya.
Dalam penyelenggaraannya nanti, kata Ken, ia juga bakal membentuk kaderisasi Posyandu Disabilitas. Kadernya berasal dari elemen masyarakat seperti, Perangkat Desa Bedi, Tim Penggerak PKK Bedali, BPD Bedali, dan organisasi sosial Baitul Mall Hidayatullah (BMH) yanh dibentuk melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
"Kaderisasi itu bertujuan untuk memungkinkan tercapainya inklusivitas pelayanan posyandu. Agar nanti berjalan sesuai skema dengan keterlibatan masyarakat. Kan dari awal kami bentuk itu juga dengan keterlibatan masyarakat," tutupnya.