Sambut 73 Tahun Kemerdekaan Indonesia, Ini Kata Prof Azyumardi Azra
“Apabila ada orang Indonesia yang menyuarakan nasionalisme dan demokrasi bertentangan dengan agama maka tujuannya adalah memecah semangat persatuan dan kesatuan”. Azyumardi Azra
Nasionalisme yang dikembangkan di Indonesia berbeda dengan nasionalisme ala Timur Tengah. Nasionalisme yang ada di Indonesia adalah nasionalisme religius, bukan nasionalisme atas dasar prinsip atau paham sekularisme seperti di Timur Tengah yang tidak bersahabat dengan agama.
Demikian ditegaskan Prof Azyumardi Azra, Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, terkait dengan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 tahun.
Lebih jauh Azyumardi mengingatkan, apabila ada muslim Indonesia yang menolak nasionalisme atau mempertentangkan Islam dengan nasionalisme maka dapat dipastikan mereka terpengaruh oleh paham-paham dari Timur Tengah yang menolak nasionalisme.
“Perjuangan kemerdekaan Indonesia justru dilandasi agama dan nasionalisme. Demikian juga ketika merumuskan dasar Negara,” tutur penulis buku Jejaring Ulama Nusantara ini.
Menurutnya, ada sebagian orang Islam di Indonesia yang tidak paham sejarah dan dinamika konteks politik yang ada di Timur Tengah malah ikut menolak nasionalisme di Indonesia.
“Di Indonesia tidak ada pertentangan antara Islam dan demokrasi. Ajaran Islam yang rahmatan lil alamin kompatibel dan cocok dengan demokrasi di Indonesia,” kata Azyumardi Azra.
Jadi, kata Azyumardi, “Apabila ada orang Indonesia yang menyuarakan nasionalisme dan demokrasi bertentangan dengan agama maka tujuannya adalah memecah semangat persatuan dan kesatuan”.
Bila kemudian ada orang yang mau meniru-niru atau ikut ISIS dan Al-Qaeda maka, menurut Azyumardi Azra, dia adalah orang yang kufur nikmat, yang tidak menghargai, tidak mensyukuri nikmat Indonesia dengan Islam wasathiyah, Islam damai, Islam toleran. (adi)