Sambang Seribu Relawan TPS di Jember, Anies Kutip Pepatah Madura
Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar melakukan kunjungan ke sejumlah tempat di Jawa Timur. Sejak Sabtu sampai Minggu, 28-29 Oktober pasangan AMIN melakukan berbagai kunjungan di Jawa Timur.
Kedatangan Anies Baswedan ke Jember langsung menemui puluhan mahasiswa di Kafe NUansa di Jalan Semeru, Kecamatan Sumbersari, Jember pada Sabtu, 28 Oktober 2023 malam. Acara kemudian berlanjut ke Kampung AMIN Jember, di Masjid Alghofilin.
Pada pukul 07.00 WIB – 08.00 WIB, Anies bersama Cak Imin melakukan jalan sehat santri bersama puluhan ribu warga Jember di GOR PKPSO, Kecamatan Kaliwates. Acara kemudian berlanjut ke Hotel Bandung Permai.
Di sana, Anies bersama Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali menemui seribu relawan TPS di Kabupaten Jember. Di depan seribu relawan Anies mengisahkan dirinya yang awalnya merupakan lawan politik Partai Nasdem bisa dilamar oleh Nasdem untuk menjadi Calon Presiden. Pilihan Nasdem tidak serta merta, namun melalui serangkaian asesmen yang dilakukan secara diam-diam.
Meskipun berdasarkan survei elektabilitas Anies rendah, namun Nasdem memiliki penilaian tersendiri. Meskipun pada kenyataannya sampai saat ini Anies bukan anggota Partai Nasdem.
“Saat itu Nasdem melalui Metro TV mengkritik saya terus menerus. Namun pada akhirnya mereka sampai pada kesimpulan demi mewujudkan Indonesia lebih baik,” katanya.
Selama 4 bulan sejak awal penujukan Anies oleh Nasdem, Nasdem berjalan sendiri. Sampai kemudian muncul opini publik bahwa Anies akan gagal mendaftar ke KPU.
Namun setelah empat bulan berjalan, Nasdem tidak sendiri lagi. Tetapi ada Partai PKS dan PKB yang bergabung.
Anies dalam sambutannya mengajak seluruh relawan untuk menciptakan perubahan. Sebab selama ini kekayaan yang ada di Indonesia hanya dirasakan oleh sekelompok orang.
Padahal sekelompok orang yang menikmati kekayaan Indonesia itu tidak pernah berjuang memperjuangkan Bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Anies sempat mengutip pepatah Madura.
Etek se Atellor, Ajem se Ngerremme (Bebek yang bertelur, ayam yang mengerami).
Anies tidak menginginkan kandungan dalam pepatah Madura tersebut terjadi di Indonesia. Jangan sampai mereka yang dulu berjuang menciptakan perubahan, pada akhirnya disingkirkan dan tidak mendapatkan apa-apa. Meskipun pada hakikatnya para pejuang tersebut berjuang dengan Ikhlas tanpa pamrih.
Karena itu, Anies mengajak seluruh relawan mengambil bagian menjadi pejuang perubahan Indonesia. Perjuangan tersebut nanti akan diwariskan dan diceritakan menjadi sebagai kisah yang baik untuk anak cucu di masa depan.
Anies berharap seluruh relawan TPS bisa memenangkan suara pasangan AMIN. Anies optimis kemenangan di Jember akan membawa kemenangan di Jawa Timur. Kemenangan di Jawa Timur akan membawa kemenangan di Indonesia.
“Kita terlibat karena kenyataannya yang melakukan perubahan adalah angka suara di TPS. Bila kita menang di TPS-TPS di Jember insyaallah menang di TPS-TPS di Jawa timur. Bila kita menang di TPS di Jawa timur, insyaallah kita menang di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Bagi Anies, peran relawan TPS tidak bisa dianggap sepele. Meskipun mereka menjangkau lingkup kampung, namun mendapatkan 100 suara saja akan berdampak besar. Sebab hitungan besar muncul dari hitungan yang jumlahnya kecil-kecil.
Untuk menggait suara dari kalangan santri, Anies menjanjikan pengembangan fasilitas pendidikan pesantren, mulai dari infrastruktur dan pendanaan proses pembelajaran. Selain itu, Anies juga menjanjikan beasiswa lebih banyak untuk para santri.
“Kita berharap para santri dan pondok-pondok pesantren bisa merasakan suasana yang lebih baik, fasilitas lebih baik. Kita akan berikan beasiswa yang lebih banyak untuk para santri. Ini demi kesetaraan yang ingin kita lakukan,” pungkasnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali membenarkan Anies Baswedan sampai saat ini tidak memiliki Kartu Tanda Anggota Partai Nasdem. Hal itu dilakukan Ketua Nasdem, Surya Paloh untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat. Bahwa untuk menjadi Presiden Indonesia tidak harus berasal dari partai.
Masyarakat Indonesia yang ingin menjadi presiden cukup menjaga moralitas, integritas, dan memiliki gagasan. Selama tiga unsur itu terpenuhi, partai akan datang sendiri untuk memberikan dukungan.
Selama ini, Partai Nasdem merindukan Indonesia dipimpin oleh seorang kiai atau kader-kader terbaik bangsa yang dididik di pesantren. Sudah saatnya pemimpin Indonesia juga bisa memimpin salat.
Kendati demikian, upaya mewujudkan mimpi tersebut cukup sulit. Indonesia yang disebut sebagai negara demokrasi, masih sentimen terhadap simbol-simbol keagamaan, khususnya Islam. Tidak jarang tuduhan radikal disandarkan kepada kelompok yang benar-benar memperjuangkan Islam.
Semua mimpi itu dapat terwujud jika program cerdas dari pasangan AMIN bisa direalisasikan di Indonesia.
“Mari kita satukan barisan. Kita rapatkan barisan. Saya yakin di Jember bisa menang, karena kita memiliki bupati yang diusung oleh Partai Nasdem,” pungkasnya.