Sambang PBNU, Ternyata Begini Sikap Politik TGB
"Banyak hal kami bicarakan, di antaranya tentang pentingnya mempertahankan tradisi keagamaan yang ada di Indonesia. Kami menolak pihak-pihak yang tidak mengakomodir kebudayaan lokal," kata KH Said Aqil Siroj.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menerima kunjungan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa 10 Juli 2018. Ini merupakan kunjungan kedua TGB ke PBNU pada tahun yang sama.
TGB berkunjung ke PBNU dalam rangka silaturahim dan menyampaikan terima kasih kepada PBNU atas partisipasi aktif warga NU dalam membantu program-program pemerintahannya selama menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Pada kesempatan itu, Kiai Said menyambut kedatangan TGB dengan didampingi Ketua PBNU H Robikin Emhas dan H Marsudi Syuhud, H Sultonul Huda, Sekjen H Helmy Faisal Zaini, dan Bendahara Umum H Ing Bina Suhendra.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu, keduanya membicarakan banyak hal, di antaranya tentang pentingnya mempertahankan tradisi keagamaan yang ada di Indonesia. Kiai Said menolak pihak-pihak yang tidak mengakomodir kebudayaan lokal.
Menurut Kiai kelahiran Kempek, Cirebon, Jawa Barat itu, tradisi yang tidak bertentangan dengan syariat seperti tahlilan tidak boleh dihilangkan, bahkan tradisi dapat menjadi sumber hukum. "Tradisi bisa jadi sumber hukum," kata Kiai Said.
Kiai Said meminta TGB agar turut serta menjaga tradisi yang telah berlangsung di Indonesia. "Pertahanankan tradisi," ucap Kiai Said dikutip ngopibareng.id, dari situs resmi nu-online.
Sementara TGB yang mendengar permintaan tersebut langsung mengamini dengan menganggukkan kepala.
"Saya rasa kita punya kemewahan berdemokrasi. Walaupun ada partai, selama belum ada sikap partai, semua bisa menyampaikan pandangan-pandangan dan sikap politiknya," kata TGB.
Sikap Politik TGB
Di tempat terpisah, TGB berharap keputusannya mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019, tidak sampai membuatnya keluar dari Partai Demokrat.
"Mudah-mudahan tidak sampai itu (keluar dari Demokrat)," ujar TGB dalam wawancara dengan media di Jakarta.
TGB hingga saat ini masih menjabat sebagai Anggota Majelis Tinggi Demokrat. Ia juga menjabat Ketua DPD Demokrat NTB. Sebelum menyampaikan dukungannya terhadap Jokowi ke publik, TGB mengaku belum sempat berbicara ke internal Demokrat.
Ia merasa tidak ada yang salah dengan sikapnya tersebut. Selama partai belum memutuskan terkait pencapresan, TGB merasa berhak menyampaikan pandangan pribadinya.
"Saya rasa kita punya kemewahan berdemokrasi. Walaupun ada partai, selama belum ada sikap partai, semua bisa menyampaikan pandangan-pandangan dan sikap politiknya," kata TGB.
Setelah menyampaikan sikapnya ke publik, ia mengaku, hingga saat ini belum mendapatkan teguran dari SBY ataupun elite Demokrat lainnya.
Ketika ditanya apakah Anda merasa mengambil risiko menyampaikan dukungan terhadap Jokowi, TGB menjawab, biasa saja. "Selama Anda menyampaikan sesuatu berdasarkan keyakinan Anda, nilai-nilai Islam yang tertaman pada diri Anda, akal sehat yang Anda miliki, inya Allah apapun Anda harus siap hadapi," ujar dia.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto sebelumnya mengatakan, dukungan TGB kepada Jokowi merupakan sikap pribadi.
"Yang disampaikan Pak TGB (Tuan Guru Bajang) tentunya ini adalah pendapat pribadi. Karena kalau pendapat dari partai tentunya yang menyampaikan dari DPP. Dan ini adalah pendapat pribadi, dan tentunya terlepas dari pendapat dari Demokrat," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 5 Juli 2018.
Agus menambahkan, hingga saat ini Majelis Tinggi Partai Demokrat belum mengeluarkan keputusan resmi soal dukungan di Pilpres 2019.
"Semuanya diputuskan di dalam rapat majelis tinggi, tidak disampaikan sendiri-sendiri. Sehingga saya pun juga anggota majelis tinggi, dan tentunya semuanya kami runut mengikuti apa yang diputuskan oleh rapat majelis tinggi," kata Agus.
"Menurut saya, yang kami ketahui apa yang disampaikan TGB adalah pendapat pribadi," lanjut dia. (adi)
Advertisement