Sambal Dede Satoe Tenggilis Timur, Binaan SIG Tembus AS - Kanada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) 'Dede Satoe' berhasil mengekspor sambal produksi andalannya ke Amerika Serikat dan Kanada.
Istimewanya, ekspor sambal kreasi Dede Satoe dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Dede Satoe secara kontinyu mengeskpor sambal. Itu membuktikan produk UMKM mampu bersaing, dan berkualitas baik.
Siti Fatimah, pengelola Dede Satoe, beralamat di Jalan Tenggilis Timur VI/DD-1, Surabaya, Jawa Timur, mengatakan bangga, sambelnya laku cukup keras di New York, Virginia, Los Angeles AS dan Vancouver Kanada.
"Pada bulan Januari hingga pertengahan Juni 202i, saya berhasil mengekspor 2.160 botol sambal," kata Fatimah. Ia tidak menyangka kalau orang bule juga suka yang pedas pedas. Usaha yang erat hubungannya dengan bumbu dapur itu dirintisnya sejak 2016.
General Manager of CSR SIG, Edy Saraya mengapresiasi usaha Dede Satoe berhasil meng ekspor sambal secara rutin keluar negeri.
"ini membuktikan bahwa produk UMKM mampu bersaing dan memiliki kualitas yang sangat baik," kata Edy Saraya dalam siaran pers diterima Ngopibareng.id Minggu 27 Juni 2021.
SIG dikatakan terus berusaha mendorong kinerja UMKM mitra binaan untuk naik level bahkan bisa go global melalui pemberian pendampingan dan pembinaan intensif mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran. Ini merupakan komitmen Perseroan dalam mengembangkan UMKM guna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, katanya.
Usaha Fatimah terinspirasi oleh kegemeran ibunya Susilaningsih memasak. Awalnya hanya mencoba memproduksi sambal dari cabai segar dan mengemasnya dalam botol plastik, lalu dititipkan di toko-toko dekat rumah. Tak disangka, konsumen suka dengan rasanya, dari situ tergerak untuk memasarkan lebih luas.
Sambalnya terus berkembang, kini Dede Satoe telah memiliki 8 pekerja tetap dan 20 pekerja lepas yang merupakan warga sekitar. Sekali memproduksi sambal, membutuhkan 150 kg cabai untuk menghasilkan 700 botol.
Saat ini sudah tersedia 18 varian sambal yang diproduksinya. Yakni sambal Surabaya, sambal ikan roa, sambal ikan teri, sambal ikan peda, sambal ikan jambal roti, sambal sereh, sambal ikan klotok, sambal rujak manis, sambal pecel serta sambal korek, kata Siti Fatimah.
Agar produknya diterima di pasar, Dede Satoe membekali dengan izin dari pihak terkait dan telah mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Sertifikat HACCP merupakan bukti jaminan kualitas yang diterbitkan lembaga sertifikasi independen dan merupakan jaminan keamanan pangan, sehingga produk kami berhasil untuk ekspor ke beberapa negara.
Selain ekspor, produk Dede Satoe sudah beredar di berbagai daerah seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Pontianak, Balikpapan, Manado, Banjarmasin, Makassar, Jayapura, Sorong hingga Timika.
Selain itu produk sambal Dede Satoe dapat diperoleh di supermaket modern dan toko oleh-oleh maupun toko souvenir di beberapa bandara di Indonesia.
"Sambel Dede Satoe asal Surabaya ini merupakan sala satu binaan CSR Semen Indonesia yang berhasil," kata Edi Saraya. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak hanya mementingkan bisnis semata tapi juga berkomitmen menimgkatkan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM binaan Semen Indonesia.