Salman Rushdie Ditusuk Lehernya Puluhan Kali masih Hidup
Salman Rushdie, penulis novel The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan) yang dinilai menghina Islam, diserang di atas panggung saat mengisi acara di Chautauqua Institution, New York, Jumat, 12 Agustus 2022. Ia menderita luka tusuk di leher, menurut Polisi Negara Bagian New York dan seorang saksi mata.
Laporan Associated Press (AP), seorang pria bergegas naik ke panggung. Ia menyerang Salman Rushdie dengan meninju atau menikamnya 10 hingga 15 kali. Penulis berusia 75 tahun itu kemudian didorong atau jatuh ke lantai.
Seorang polisi yang hadir di acara itu berusaha menahan penyerang itu. Satu rekaman video dari insiden itu menunjukkan orang-orang bergegas membantu Salman Rushdie. Korban lantas dibawa dengan helikopter ke rumah sakit tetapi kondisinya belum diketahui.
Kathy Hochul, Gubernur Negara Bagian New York, berkata, “Dia masih hidup dan telah diangkut, diterbangkan, ke tempat yang aman. Moderator acara juga diserang. Dia mendapatkan perawatan yang dia butuhkan di rumah sakit setempat.”
Penyerang ditangkap oleh polisi. Belum diketahui motif di balik penyerangan tersebut. Sebagai informasi, Lembaga Chautauqua, tempat serangan itu terjadi, terletak sekitar 55 mil barat daya Buffalo di sudut pedesaan New York.
Ancaman Pembunuhan
Salman Rushdie menjadi sorotan dengan novel keduanya Midnight's Children pada 1981. Dia memenangkan pujian internasional dan penghargaan bergengsi Inggris, Booker Prize, untuk penggambaran India pasca-kemerdekaan dalam Midnight's Children.
Tetapi, pemenang Booker Prize itu menerima ancaman pembunuhan atas bukunya The Satanic Verses. Buku yang dianggap banyak Muslim sebagai penghujatan, telah dilarang di Iran, di mana mendiang pemimpin Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa 1989, atau dekrit, yang menyerukan kematian Salman Rushdie.
Hadiah lebih dari 3 juta dolar AS juga telah ditawarkan bagi siapa saja yang membunuh Salman Rushdie. Ancaman pembunuhan dan hadiah itu memaksa Salman Rushdie untuk bersembunyi. Dia menghabiskan hampir satu dekade bersembunyi, pindah rumah berulang kali dan tidak bisa memberi tahu anak-anaknya di mana dia tinggal.
Salman Rushdie baru mulai muncul dari pengasingan paksa ini pada akhir 1990-an, setelah Iran pada 1998 mengatakan tidak akan mendukung pembunuhannya.
Advertisement