Saling Mengenal Menuju Saling Bekerja Sama, Pesan Haedar Nashir
Meski di masa pandemi dan perkembangan zaman, kualitas silaturahmi tidak turut memengaruhi rasa persaudaraan. Dalam keluarga besar Muhammadiyah, silaturahmi telah menjadi semacam perjanjian tidak tertulis sekaligus denyut nadi persyarikatan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
“Silaturahmi bagi kita merupakan perintah ajaran Islam sehari-hari yang sudah kita amalkan dan selalu menjadi bagian dari tradisi kita yang baik setelah melewati puasa Ramadan dan memasuki Syawal pada setiap tahun".
Demikian diungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara silaturahmi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, dikutip Selasa, 8 Juni 2021.
Pererat Persaudaraan dalam Persyarikatan
Haedar berharap seluruh komponen keluarga persyarikatan semakin era tali persaudaraannya. Melalui silaturahmi pula, Haedar mengutip QS. Al-Hujurat ayat 10 yang artinya “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
“Lebih jauh dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan semesta kita membangun tali persaudaraan sebagai makhluk Allah yang dimuliakan baik laki-laki maupun perempuan dalam keragamaan,” tutur Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Bagi Haedar, keragamaan makhluk ciptaan Allah mendorong manusia agar saling mengenal satu sama lain. Perbedaan tidak menghalangi kaum muslim, khususnya warga persyarikatan, untuk terus menjalin relasi kemanusiaan. Hal tersebut sesuai dengan inti pesan QS. al-Hujurat ayat 13. Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat.
“Perbedaan tidak menghalangi kita kaum muslim untuk membangun relasi kemanusiaan. Umat Islam diajarkan untuk saling mengenal, lita’arafu. Dan dari saling mengenal itu kita bisa saling bekerjasama membangun kehidupan agar selalu islah dan terhindar dari fasad,” terang Haedar.
Pesan Penting Al-Quran
Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengungkapkan, dalam merawat tali persaudaraan, sebab-sebab yang membuat hati tiap Muslim berselisih harus dihindari. Bila ada kelompok yang berseteru, kata Haedar sambil mengutip QS Al-Hujurat ayat 10, maka damaikanlah sebelum api amarah semakin membara. Kedamaian akan membawa pada kemaslahatan, kemasalahatan akan membawa pada keselamatan.
Haedar juga mengutip QS. Ali Imran ayat 103, di mana Allah berfirman, “Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allâh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara…”