Salat Jumat Pertama Setelah Penembakan di Masjid Selandia Baru
Hari ini merupakan salat Jumat pertama, setelah penembakan di dua masjid Kota Christchurch, yakni Al Noor dan Linwood Ave, pada 15 Maret lalu. Ribuan orang berkumpul di Hagley Park, dekat Masjid Al Noor, untuk menandari hari berkabung nasional untuk para korban.
Panggilan salat bagi Muslim atau adzan disiarkan di televisi dan radio nasional, Radio NZ dan TVNZ. Selanjutnya diikuti dengan mengheningkan cipta selama dua menit.
Siaran tersebut didahului dengan pidato dari Perdana Menteri Jacinda Ardern. "Menurut Nabi Muhammad... orang-orang yang beriman dalam kebaikan, kasih sayang, dan simpati mereka bagaikan satu tubuh. Ketika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakan sakit," ucapnya.
Sebelumnya, aksi mengheningkan cipta selama dua menit juga pernah dilakukan untuk mengenang tragedi ledakan Pike River pada 2010 silam.
Imam Gamal Fouda, yang memimpin salat Jumat, mengatakan bahwa si penembak telah melukai hati jutaan orang di seluruh dunia.
"Hari ini, dari tempat yang sama, saya menyaksikan cinta dan kasih sayang. Kami terluka, tapi kami tidak putus asa. Kami hidup, kami bersama, dan kami bertekad untuk tidak membiarkan siapapun memecah-belah kami," tuturnya.
Dari pantauan di lokasi acara peringatan sepekan serangan warga Australia, Breton Tarrant, banyak perempuan yang hadir di Hagley Park mengenakan kerudung.
Aksi 'Solidaritas dalam Kerudung', demikian tema yang digalang oleh Dewan Perempuan Islam di Selandia Baru. Sesuai tema maka para perempuan dari semua agama atau kepercayaan diminta untuk mengenakan kerudung.
Sebelumnya, sidang Parlemen Selandia Baru pada Rabu lalu, dibuka dengan pembacaan Surat Al-Baqarah ayat 153-156 oleh Imam Nizam ul haq Tranvi, diikuti versi bahasa Inggris oleh Imam Tahir Nawaz. (yas)