Salat Jenazah Dokter Positif Corona, Peti dalam Ambulans
Dokter spesialis paru-paru-paru di Medan, Andhika Kesuma, wafat akibat terpapar virus corona atau Covid-19. Andhika meninggal setelah dirawat 23 hari di rumah sakit Columbia Asia Medan. Kabar duka ini disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sumatera Utara (Sumut), dr Alwi Mujahit.
Andhika merupakan orang yang pertama kali membuka Rumah Sakit GL Tobing. Rumah sakit tersebut dikhususkan menangani pasien corona. Andhika merupakan penanggung jawab di rumah sakit tersebut. Selain Andhika, istrinya juga terpapar Covid-19. Istri Andhika masih dirawat di rumah sakit.
Saat pelepasan jenazah sang dokter, para tenaga medis tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19, termasuk saat melakukan salat jenazah berjemaah. Dalam video itu, terlihat salat jenazah digelar di area terbuka dan jenazah disebut tetap berada dalam peti di ambulans.
Dalam video itu terlihat ada ambulans bertuliskan Rumah Sakit Columbia Asia Medan berada di depan sejumlah orang yang membentuk shaf salat. Seorang imam terlihat memimpin salat itu. Pengunggah menyebut jenazah dokter Andhika telah terbungkus rapi sesuai protokol Covid-19 di dalam ambulans.
"Bisa menjadi contoh untuk salat jenazah penderita Covid yang lain. Jenazah sudah terbungkus rapi berada di dalam ambulans saat disalatkan. Ini bisa menjadi solusi yang smart, dengan tanpa perlu meninggalkan syariat yang harus dikerjakan," tulis pengunggah video.
Berdasarkan Kep Menkes 413 dan Pedoman Penanganan Covid-19 revisi ke-5, jenazah boleh dimandikan, dikafani dan disalatkan oleh petugas pemulasaraan jenazah ber-APD, maksimal dua orang di dalam kamar jenazah, sebelum dibungkus plastik dan masuk peti jenazah.
“Protokol di atas, menyesuaikan kebijakan masing-masing daerah. Ada juga yang sepakat langsung dibungkus plastik dan dipetikan. Prinsipnya tidak boleh ada kontak petugas atau orang dengan tubuh dan cairan tubuh jenazah," tutur Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit.
7 Dokter Meninggal di Sumatera Utara
Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, sebelumnya menyebut sudah 7 dokter meninggal di Sumatera Utara akibat terpapar Covid-19. Jumlah ini mungkin terus akan bertambah mengingat masih ada dokter yang menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit karena tertular virus corona.
"Sudah tujuh dokter yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah," ucap Ketua PDUI Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, dikutip dari Antara.
"Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya," sambungnya.
Lanjut Rudi menjelaskan, hingga saat ini masih ada dokter umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19.
"Hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona. Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien Covid-19 jangan diporsir," ujar Rudi.