Salah Sasaran, Pemain Rugby Gagalkan Perkosaan Reynhard Sinaga
Satu malam di Juni 2017, Reynhard Sinaga melihat seorang remaja 18 tahun bersama teman-temannya. Korban dkk pergi ke klub malam Factory di Manchester. Korban tidak menyadari, inilah mangsa favorit untuk Reynhard Sinaga.
Setelah pisah dari rekannya, korban yang tidak diumumkan namanya diikuti oleh pelaku. Kemudian Reynhard Sinaga berhasil memikat korban dan mengatakan dia bisa menghubungi teman-temannya di flat tempat pria berusia 36 tahun tinggal.
Pemain rugby itu mengatakan dia kehilangan kesadaran setelah sang predator menuangkan cairan merah dan bening.
Dia terbangun berjam-jam kemudian dan menemukan Reynhard Sinaga dalam kondisi telanjang di atasnya. Korban kemudian mendorong tubuh bugil Reynhard Sinaga menjauh.
“Reynhard Sinaga justru berteriak 'penyusup' dan minta tolong ketika kedua pria itu saling bertarung,” menurut The Telegraph, Selasa, 7 Desember 2020.
“Pemain rugby itu digigit oleh Reynhard, namun ia balik meninju si pemerkosa hingga berdarah-darah,” imbuh laporan tersebut.
Korban akhirnya melarikan diri sekitar pukul 05.00 waktu setempat dan menelepon polisi, yang awalnya menangkap remaja itu karena dicurigai melakukan penyerangan terhadap Reynhard Sinaga.
Menurut The Sun, korban mengatakan kepada anggota juri di pengadilan: "Saya harus membela diri untuk keluar dari sana."
Sementara Reynhard Sinaga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis karena cedera kepala parah.
Namun, polisi segera menyadari siapa penjahat sebenarnya ketika mereka mencari di flat sang predator dan menemukan telepon yang berisi rekaman serangan seksualnya.
Karena banyaknya jumlah korban, persidangan pun harus dipecah menjadi empat persidangan.
Dalam persidangan terakhir, hakim memutuskan hukuman masa tahanan selama 30 tahun. Dalam sidang tahap 1-4, Reynhard Sinaga telah dinyatakan terbukti bersalah atas 159 dakwaan.
Hakim merinci dakwaan Reynhard Sinaga, yakni tindakan pemerkosaan sebanyak 136 kali, usaha pemerkosaan 8 kali, kekerasan seksual 13 kali dan kekerasan seksual dengan penetrasi 2 kali.
Kasus ini sengaja dilarang untuk diliput oleh media. Dikutip dari Manchester Evening News, Selasa 7 Januari, kepolisian Manchester mengatakan mereka mempunyai dua alasan mengapa baru mengungkapkan kasus ini ke publik.
Pertama, polisi masih meyakini jumlah pria yang menjadi korban pemerkosaan Reynhard Sinaga mencapai 195 orang, atau paling banyak dalam sejarah kasus pemerkosaan di Inggris.
Sementara sejak persidangan berjalan hingga putusan dikeluarkan baru 48 orang yang terkonfirmasi menjadi korban.
Dengan adanya larangan peliputan media, polisi berharap majelis hakim yang tidak mengetahui bukti dan vonis di sidang sebelumnya dapat memberikan putusan yang adil kepada Reynhard Sinaga.
Selain itu, Reynhard Sinaga juga dijamin mendapat keadilan selama persidangan.
Alasan kedua polisi melarang media meliput karena khawatir para korban pemerkosaan Reynhard Sinaga enggan melapor.
Mereka meyakini jika media memberikan laporan lengkap sidang yang sedang berlangsung, hal itu akan menghalangi korban dan saksi untuk memberikan keterangan di persidangan.
Pengadilan mendakwa pria asal Depok, usia 36 tahun itu telah memperkosa 48 orang. Dia disebut memancing korban ke apartemennya, membius mereka, lalu memperkosa.
Obat bius yang digunakan Reynhard Sinaga membuat para korban tidak berdaya dan tidak ingat apa pun. Mereka bahkan tidak tahu telah diperkosa jika polisi tidak mengatakannya.