Salah Abstraksi terhadap Gejala Terkait Islamofobia
Menanggapi Jerry Kwok Liaw via WA Fauzul Iman
Oleh: Moh. Mahfud MD
Kita harus yakin bahwa di Indonesia tak ada Islamofobia sebagai kebijakan. Kalau cemooh-cemooh antaroknum atau antarbagian dari komunitas ya terjadi untuk semua agama, dong. Bukan hanya terhadap Islam seperti tudingan terhadap budaya Arab atau pakaian cadar.
Loh di masyarakat muslim kita 'kan sering ada ucapan "itu budaya Hindu dari budaya India, hindari itu budaya Katolik ada jin kafirnya, hati-hati itu Keristenisasi yang dibawa oleh Belanda, jangan dekat-dekat gereja", dan sebagainya. Banyak yang lebih keras lagi. Misalnya, banyak ceramah, "kita jauhi Yahudi dan Nasara (Kristen) karena mereka takkan diam mengganggu kita sampai kita ikut agama mereka". Tapi terhadap ini tak ada yang menyebut Yahudi phobia atau Kristen phobia. Itu 'kan banyak juga di masyarakat kita.
Maksud saya, kalau seperti yang ditulis oleh Jerry Kwok itu alasan dan contoh-contoh untuk mengatakan ada Islamofobia di Indonesia ya sangat tak logis. Tak bisa kita bilang di Indonesia dalam kenegaraan ada Islamofobia hanya karena ada sikap sesama masyarakat yang kurang bersahabat terhadap perilaku masyarakat pemeluk agama lain.
Faktanya orang Islam di Indonesia tidak didiskriminasi, dan boleh bersaing secara demokratis dan intelektual. Makanya bermunculan politisi dan birokrat muslim. Juga bermunculan profesor-profesor muslim seperti Prof. Fauzul, Prof. And. A'la, Prof Azyumardi Azra, dll. Masjid dan pesantren terbangun dengan bagus-bagus. UIN hebat-hebat, rektor-rektor dan pejabat muslim salat secara terang-terangan dan nyaman membawa sajadah di bahu di tempat-tempat terbuka. Di daerah-daerah para Gubernur dan Bupati membangun Islamic Centre.
Kalau hanya karena ada orang menyindir "kok berbau Arab", "kok berjenggot dan bercelana cingkrang" lalu disebut ada Islamofobia maka berarti di Indonesia juga ada Katholik phobia, ada Hindu phobia, ada Kristen phobia, Budha phobia, budaya phobia dan lain-lain.
Hindari Perilaku Tertentu
Di kalangan komunitas kita 'kan banyak yang juga mendorong masyarakat muslim untuk menghindari perilaku tertentu dengan alasan itu ajaran Kristen, itu ajaran Hindu, itu ajaran Katholik, itu ajaran Yahudi, dan sebagainya. Kita tak boleh bohong, di kalangan kaum kita muncul hal-hal seperti itu terhadap agama lain.
Jadi kalau kita bicara tak ada Islamophobia di Indonesia adalah dalam konteks kebijakan negara dan praktik politik dan pemerintahan. Kalau phobia di masyarakat ya banyak, dan semua terkena sasaran phobia. Pada saat yang sama setiap orang Islam boleh berkontestasi dan meraih prestasi melalui mekanisme yang demokratis. Kalau dalam konteks kebijakan dan kenegaraan kita tak ada Islamofobia. Tak yakin?
Pak Fauzul Iman, tanggapan saya ini saya tulis sebagai akademisi, boleh dishare ke mana-mana. (Moh. Mahfud MD).