Saksikan Seperti di Suramadu, Ilmuwan Perancis Masuk Islam
Fenomena air laut tak tercampur dengan air tawar seperti yang terjadi di Selat Madura, sebelumnya juga pernah terjadi di Selat Gilbaltar. Selat ini adalah selat yang memisahkan Samudra Atlantik dengan Laut Tengah.
Selain itu kejadian serupa juga pernah terjadi di di Jenewa, Swiss. Dua air sungai yang beda sumbernya dan berbeda warna, terlihat tidak menyatu. Sungai yang satunya berwarna biru dan satunya lagi berwarna cokelat sekitar 2015 lalu.
Dari berbagai informasi yang dirangkum kedua sungai tersebut adalah Sungai Rhone dan Sungai Arve. Keduanya sungainya bertemu di daerah La Jonction, bagian barat Jenewa.
Kedua sungainya punya warna yang berbeda. Sungai Rhone berwarna biru sedangkan Sungai Arve berwarna cokelat. Ketika kedua alirannya bertemu, warna kedua airnya ternyata tidak bisa menyatu.
Warna biru dari air Sungai Rhone berasal dari Danau Lehman. Sedangkan warna cokelat dari Sungai Arve, berasal dari gletser Lembah Chamonix di rangkaian Pegunungan Alpen yang mengandung banyak lumpur dan tanah. Kedua warnanya seperti dipisahkan oleh dinding pembatas saja.
Fakta bahwa terdapat sungai (air tawar) yang tidak bercampur dengan air laut telah disebutkan dalam Alquran. Jauh sebelum manusia saat ini mengenal teknologi canggih dan menemukan fakta tersebut, Alquran menjelaskan fenomena itu sejak 14 abad silam.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi," bunyi Surah Al Furqan Ayat 53.
Terkait dengan temuan sungai di bawah laut ini, ada kisah menarik tentang seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Kemudian, suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada surat Ar Rahman Ayat 19-20.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing," bunyi Surah Ar Rahman Ayat 19-20.
Mendengar ayat-ayat Alquran itu, Costeau kagum dan dikatakan ia memeluk Islam. Wikipedia menerangkan, Jacques-Yves Cousteau lahir di Prancis pada 11 Juni 1910 dan meninggal dunia di Paris pada 25 Juni 1997.
Advertisement