Sakit, Empat Jemaah Haji Probolinggo Pulang Lebih Awal
Sebanyak empat jemaah haji Kabupaten Probolinggo dengan alasan kesehatan, memisahkan diri dari rombongan dan kelompok terbang (kloter)-nya (tanazul) sehingga bisa pulang lebih dulu ke tanah air. Sesampai di embarkasi, mereka yang tanazul karena sakit akan diperiksa kesehatannya sebelum dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Keempat jemaah haji Kabupaten Probolinggo yang pulang lebih dulu itu masing-masing, Muhammad Satuki, warga Dusun Pasar RT 22/RW 04, Desa Bucor Kulon, Kecamatan Pakuniran, dari rombongan 6 Kloter 64. Hatidja, warga Dusun Krajan RT 01/RW 01, Desa Tamansari, Kecamatan Kraksaan dari rombongan 2 Kloter 65.
Kedua orang jemaah tersebut akan kembali ke Indonesia lebih awal, dititipkan pada Sub Kloter 16, Kabupaten Sidoarjo. Rencananya keduanya tiba di Indonesia, Selasa siang, 11 Juli 2023 sekitar pukul 12:45 WIB.
Sebelumnya, dua jemaah haji Kabupaten Probolinggo yakni, Wiwik bersama suaminya, Moh. Heru Gunawan asal Kecamatan Sumberasih, juga pulang lebih awal dengan mekanisme tanazul, yang dititipkan pada Kloter 06 Pamekasan-Sumenep, Kamis, 6 Juli 2023 lalu.
“Pak Muhammad Satuki dan Bu Hatija harus dipulangkan lebih dulu karena faktor kesehatannya yang kurang baik," kata Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, HM. Taufieq, Senin, 10 Juli 2023.
Sesampai di tanah air yang dijadwalkan Selasa besok, kata Taufieq, keduanya tidak bisa langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka masih akan diperiksa kesehatannya.
"Kalau masih belum sehat, tentu akan dirawat terlebih dahulu di klinik sampai kondisinya memungkinkan untuk pulang ke rumahnya," katanya.
Sebelumnya, dua jemaah haji Kabupaten Probolinggo, Wiwik bersama suaminya, Moh. Heru Gunawan asal Kecamatan Sumberasih, juga pulang lebih awal (tanazul), yang dititipkan pada Kloter 06 Pamekasan-Sumenep, Kamis, 6 Juli 2023 lalu.
"Setiba di Surabaya, Bu Wiwik setibanya langsung dibawa ke RS Asrama Haji, kemudian dirujuk ke RSAL dr. Ramelan Surabaya. Karena sebelum berangkat haji, Bu Wiwik ini sempat menjalani operasi di rumah sakit tersebut. Jadi perawatannya dikembalikan ke rumah sakit awal," kata Taufieq.
Taufik menjelaskan terkait mekanisme tanazul yakni, jemaah haji yang mengajukan pulang awal harus melalui beberapa tahapan dan observasi oleh petugas. Dari data observasi tersebut, selanjutnya akan ditentukan apakah boleh pulang lebih cepat atau tidak, berdasarkan pengamatan tim dokter.
"Yang mengajukan tanazul, harus melalui proses observasi oleh tim dokter. Tidak serta merta bisa langsung pulang cepat," katanya.
Hatija, jemaah haji Kabupaten Probolinggo yang pulang awal misalnya, karena mengalami Post Nekrotomi Gangren Pedis Sinistra dengan Diabetes Mellitus yang disebabkan mobilisasi terhambat, sehingga perlu perawatan luka lebih lanjut. Sedangkan Satuki, didiagnosis mengalami riwayat penyakit jantung
Wiwik, yang pulang awal bersama suaminya, sebelumnya didiagnosis kanker dan gangguan paru-paru, sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut.