Safari Dakwah Habib Ali Al Jufri, Menghargai Setiap Perbedaan
Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri dalam sepekan terakhir melakukan safari dakwah di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Semarang, Malang, dan sejumlah kota lain. Ada catatan penting dalam dakwah ulama asal Uni Emirat Arab ini.
Ada seseorang bertanya di majelis Habib Ali Al Jifri di UIN Walisongo Semarang:
" Saya tahu, di Indonesia ini banyak orang yang mencintai anda, Wahai Habib Ali, tapi dalam berperilaku, mereka banyak yang berbeda dengan Anda. Bagaimana menurut Anda?"
Jawab Habib Ali Al Jufri: "Sampaikan kepada mereka, bahwa aku mencintai mereka, dan lanjutkan perbedaan itu.
Imam Hanafi berbeda dengan Imam Malik. Imam Syafii berbeda dengan Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal berbeda dengan Imam Syafii. Di antara mereka mempunyai hubungan guru murid. Jadi, beda itu wajar.
"Bagaimana pendapat Anda tentang teori filsafat bahwa kebenaran itu relatif?"
"Jawablah, jika kebenaran itu relatif, maka teori yang Anda sampaikan demikian ini kebenarannya juga relatif, maka teori tersebut benar menurut Anda, tapi salah menurut saya," kata Habib Ali Al Jufri.
"Bagaimana pendapat Anda dengan ucapan Natal?"
"Perlu saya katakan, ini ulama beda pendapat. Mayoritas menyatakan haram. Adapun saya menyatakan boleh.
"Yang menyatakan haram, memang konteksnya zaman itu kalau orang mengucapkan selamat natal, berarti mengakui eksistensi agama mereka. Tapi apakah sekarang ini sama? Tidak. Orang sekarang mengucapkan Natal sebagai bentuk kebaikan (al-birr)
لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم ان تبروهم وتقسطوا اليهم
Yang penting tidak sampai menghadiri tempat ibadah mereka, nyanyian ibadah mereka. Ini tidak boleh. Dan nanti tanggal 25, saya akan mengucapkan selamat kepada mereka.
Di antara yang memperbolehkan adalah Darul Ifta' Mesir.
Tapi jangan sekali-kali menentang ulama yang mengharamkannya. Itu pendapat ulama.
من كثر علمه قل انكاره على الناس
Masalah ini bukan masalah besar. Jadi jangan dibesar-besarkan.
Ibnul Qayyim, yang berafiliasi ke Hanabilah, di madzhab itu justru ada hukum 3 tentang hal ini, ada yang memperbolehkan, memakruhkan dan mengharamkan.
Tidak ada nash sharih yang melarang mengucapkan selamat natal. Nash Quran Hadis, bukan nash fiqih. Kalau ada nash quran hadis yang mengharamkan, silahkan bawa maju ke sini.
Kata kunci Habib Ali:
1. Kunci agama itu dua shad. Pertama shawab (benar), kedua shidq (jujur). Abdurrahman bin Muljam yang membunuh Sayidina Ali itu dia jujur, tapi pemahamannya tidak shawab. Maka salah.
2. Pemahamanmu terhadap nash bukanlah nash.
3. الانسانية قبل التدين
Kamanungsan itu lebih didahulukan daripada religiusitas (bukan din, tapi tadayyun)
Walisongo masuk ke Indonesia itu karena mereka mempunyai adab kamanungsan terlebih dahulu yang cocok dengan fitrah kemanungsannya orang Indonesia, sehingga tidak heran jika orang Indonesia mudah nyambung.
Kalau kemanusiaan sudah retak di awal, maka keberagamaan tidak akan mudah masuk.
Nabi diutus
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Jadi akhlak itu ada dulu, fitrah kebaikan sikap itu ada terlebih dahulu, Nabi yang kemudian menyempurnakan. Jadi agama Islam mudah diterima orang Arab yang pikirannya waras, karena ada kesesuaian dengan prinsip dasar kemanusiaan.
*) Ditulis di UIN Walisongo, 4 Desember 2019. Tulisan di atas bukan hasil terjemah persis. "Tapi hanya seingat lintas benak saya saja. Jika ada yang kurang tepat, silahkan diluruskan. Terima kasih," kata Ahmad Mundzir, notulis.