Safari Dakwah di Taiwan, Dua Catatan Ust Ma'ruf Khozin
Bulan Ramadan bulan istimewa dalam beribadah. Selain itu, istimewa pula bagi para juru dakwah. Jadwalnya lebih padat dibanding hari-hari biasa.
Bahkan, ada yang istimewa bagi Ust Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu. Pada Ramadan tahun ini, yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, berkesempatan berdakwah ke Taiwan.
Terkait safari dakwahnya ini, berikut catatan Ust Ma'ruf Khozin, yang juga direktur Aswaja NU Center Jawa Timur.
1. Disediakan Musala Tapi tak Ada Tempat Wudhu
Saya mendapat undangan dari kawan-kawan NU yang ada di Taiwan. Secara resmi organisasi ini menjadi bagian dari NU internasional atau di luar negeri dengan nama Pengurus Cabang Istimewa yang jumlahnya lebih dari 20an.
Formatnya adalah ngaji Aswaja, penguatan ruh dalam organisasi yang didirikan para kiai pesantren di Indonesia. Perjalanan panjang dalam rangka Safari Ramadan ini telah dimulai semalam, di Taipe sebagai kantor NU Taiwan.
Pada sesi tanya jawab mulai beragam isi pertanyaan. Ada yang memperdalam materi dan ada pula persoalan fikih yang ditemukan dalam keseharian, seperti bersuci, majikan yang memiliki hewan najis mughallazah hingga masalah Salat.
Salah satunya di tempat kerja ada yang disediakan ruang untuk salat tapi tidak ada tempat wudu. Sebab yang berlaku adalah kamar mandi kering, hanya disediakan tisu dan air dalam kloset atau wastafel. Sehingga satu-satunya tempat berwudu adalah di wastafel.
Giliran kaki bagaimana? Di sinilah letak masalahnya. Ada yang mengangkat kaki ke atas wastafel sehingga mengundang reaksi dari pemilik tempat kerja atau scurity. Karena Muslim di Taiwan adalah seorang pendatang dan tamu, serta keadaan negaranya yang belum memahami keadaan dan keperluan Muslim, saya memberi alternatif mengikuti pendapat ulama yang mencukupkan kaki diusap dengan air, tanpa dibasuh dengan mengangkat kaki ke wastafel terlebih bagi seorang wanita Muslimah, serta tetap menjaga area kamar mandi dalam keadaan kering.
Hal ini didasarkan pada uraian yang disampaikan oleh ulama ahli tafsir, Imam Ar-Razi:
ﻓﻨﻘﻞ اﻟﻘﻔﺎﻝ ﻓﻲ ﺗﻔﺴﻴﺮﻩ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﻋﻜﺮﻣﺔ ﻭاﻟﺸﻌﺒﻲ ﻭﺃﺑﻲ ﺟﻌﻔﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ اﻟﺒﺎﻗﺮ: ﺃﻥ اﻟﻮاﺟﺐ ﻓﻴﻬﻤﺎ اﻟﻤﺴﺢ
Al Qaffal mengutip dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ikrimah, Sya’bi dan Abu Ja’far Muhammad bin Ali Al Baqir bahwa yang wajib adalah mengusap kedua kaki (Tafsir Razi 6/305)
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺤﺴﻦ اﻟﺒﺼﺮﻱ ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ اﻟﻄﺒﺮﻱ: اﻟﻤﻜﻠﻒ ﻣﺨﻴﺮ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺴﺢ ﻭاﻟﻐﺴﻞ.
Hasan Basri dan Ibnu Jarir At-Thabari mengatakan: "Orang mukallaf boleh memilih antara mengusap dan membasuh"
ﺣﺠﺔ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﻮﺟﻮﺏ اﻟﻤﺴﺢ ﻣﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺮاءﺗﻴﻦ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭﺗﻴﻦ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺃﺭﺟﻠﻜﻢ ﻓﻘﺮﺃ اﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﻭﺣﻤﺰﺓ ﻭﺃﺑﻮ ﻋﻤﺮﻭ ﻭﻋﺎﺻﻢ ﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻋﻨﻪ ﺑﺎﻟﺠﺮ
Hujjah ulama yang mewajibkan mengusap kaki berdasar pada 2 bacaan yang populer dalam firman Allah Wa Arjulikum, Ibnu Katsir, Hamzah, Abu Amrbdan Ashim dalam riwayat Abu Bakar adalah dibaca Kasrah (Tafsir Razi 11/161)
2. Yasinan Malam Minggu
Ada tema wajib yang saya sampaikan di setiap Ranting NU di wilayah Taiwan, yakni soal amaliah Yasinan, Tahlilan dan seterusnya. Di antaranya adalah kebiasaan warga NU yang mengamalkan Yasinan di malam Jumat. Saya bawakan hadis yang dicantumkan oleh Al-Hafidz As-Suyuthi dalam kitab Al-Lum'ah, kumpulan hadis-hadis yang dianjurkan untuk diamalkan di hari Jumat atau malam Jumat, pada hadis ke 62 adalah anjuran baca Surat Yasin di malam Jumat.
Semalam, di Ranting NU Canghua, ada penanya yang berkaitan dengan keutamaan membaca Yasin di malam Minggu? Saya agak tertegun mendengar pertanyaan ini. Setelah dijelaskan oleh pengurus NU setempat bahwa para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini berkumpul di kantor NU Canghua tepat di malam Minggu sesuai hari libur kerja.
Seketika saya ingat beberapa hadis anjuran membaca surat Yasin di malam hari, termasuk malam Minggu atau malam lain. Yaitu:
"ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﻳﺲ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺃﺻﺒﺢ ﻣﻐﻔﻮﺭا ﻟﻪ". (ﺣﻞ) ﻋﻦ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ
Hadis: "Barang siapa membaca Yasin di malam hari maka dia mendapat ampunan" (HR Abu Nuaim dari Ibnu Mas'ud)
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -: " «ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﻳﺲ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻭﻟﻴﻠﺔ اﺑﺘﻐﺎء ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ» ". ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﺼﻐﻴﺮ ﻭاﻷﻭﺳﻂ، ﻭﻓﻴﻪ ﺃﻏﻠﺐ ﺑﻦ ﺗﻤﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﺿﻌﻴﻒ.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa membaca Yasin di siang hari atau malam, karena mengharap pahala dari Allah, maka dia diampuni" (HR Thabrani. Di dalam sanadnya terdapat Aghlab bin Tamim, ia daif).
Tapi itu kan hadisnya daif? Sebentar dulu. Silakan simak uraian Syekh Syaukani ketika menjelaskan tuduhan hadis-hadis Yasin ada yang dituduh palsu atau daif:
حَدِيْثُ مَنْ قَرَأَ يس اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ رَوَاهُ الْبَيْهَقِي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَرْفُوْعًا
Hadis yang berbunyi: 'Barangsiapa membaca Surat Yasin seraya mengharap rida Allah, maka ia diampuni' diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu'.
وَإِسْنَادُهُ عَلَى شَرْطِ الصَّحِيْحِ وَأَخْرَجَهُ أَبُوْ نُعَيْمٍ وَأَخْرَجَهُ الْخَطِيْبُ فَلاَ وَجْهَ لِذِكْرِهِ فِي كُتُبِ الْمَوْضُوْعَاتِ (الفوائد المجموعة في الأحاديث الموضوعة لمحمد بن علي بن محمد الشوكاني ١ / ٣٠٢)
Sanadnya sesuai kriteria hadis sahih. Juga diriwayatkan oleh Abu Nuaim dan Khatib (al-Baghdadi). Maka tidak ada jalan untuk mencantumkannya dalam kitab-kitab hadis palsu!" (al-Fawaid al-Majmu'ah I/302).
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement