Sadis, Suami di Jember Aniaya dan Sekap Istri di Kandang Sapi
Warga Dusun Krajan, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember mendadak heboh pada Kamis, 07 Maret 2024. Warga heboh setelah menemukan Supiat, 48 tahun, berada di dalam sebuah gudang dalam kondisi babak belur.
Belakangan diketahui, Supiati merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya sendiri, Thr, 51 tahun.
Kapolsek Wuluhan AKP Solikhan Arief mengatakan, awalnya, Supiati memutuskan secara sepihak bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan, Sumatera Utara. Supiati berangkat ke Medan tanpa izin suaminya pada 23 Desember 2023 lalu.
Selama dua bulan berada di Medan, Supiati akhirnya pulang ke Jember pada tanggal 4 Maret 2024 lalu. Pasca kejadian itu, Supiati sering terlibat cekcok dengan suaminya.
Percekcokan itu berujung penganiayaan terhadap Supiati. Perempuan itu dipukul suaminya sendiri sampai lebam di bagian kepala.
Tak cukup sampai di situ, dari pengakuannya, Supiati disekap di kandang sapi. Korban diikat menggunakan tali dan rantai ke sebuah tiang yang ada di dalam kandang.
“Korban disekap oleh suaminya sendiri di sebuah kandang sapi kosong. Penyekapan itu berlangsung pada Kamis, 07 Maret 2024 usai waktu salat magrib,” kata Arief, dikonfirmasi Jumat, 08 Maret 2024.
Beruntung, Supiati bisa melepaskan diri. Ia langsung kabur dan bersembunyi d6i sebuah gudang.
Selanjutnya, Supiati berteriak sekeras-kerasnya, meminta tolong. Warga yang mendengar teriakan korban langsung mendekat.
Warga kaget, menemukan Supiati di dalam gudang dalam kondisi babak belur. Warga kemudian membawa Supiati ke Polsek Wuluhan agar mendapatkan perlindungan.
Selanjutnya polisi membawa korban ke Puskesmas Wuluhan. Polsek Wuluhan juga berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember dan DP3AKAB Jember.
“Kami berkoordinasi dengan Unit PPA Polres Jember dan DP3AKB Jember agar korban mendapatkan penanganan. Karena korban selain mengalami luka fisik, juga trauma,” tambahnya.
Sementara itu, Thr, suami korban sudah diamankan polisi. Saat ini, Thr masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Polsek Wuluhan.
Selain memberikan perhatian kepada korban, polisi juga memberikan perhatian kepada salah satu anak korban yang baru kelas 6 SD. Ia merupakan salah satu dari tiga anak korban yang tinggal bersama korban.
Sedangkan pertama, sudah bekerja di Bali dan anak kedua berada di Bondowoso, tinggal bersama kakeknya.
“Anak korban yang terakhir kami ajak berjalan-jalan, termasuk ke pondok pesantren. Karena dia memiliki keinginan mondok. Kami lakukan pendampingan karena dikhawatirkan mengalami trauma,” pungkasnya.