Sabtu, Melukis Bersama dengan Obyek Balai Pemuda
Cara seniman melakukan aksi tentu sangat menarik. Inilah yang akan dilakukan para pelukis dari Jawa Timur, pada hari Sabtu 2 Desember siang hari mendatang, di kawasan Balai pemuda Surabaya.
Melukis bersama dengan obyek Balai Pemuda, termasuk reruntuhan masjid Assakinah ini adalah bentuk aksi penolakan seniman terhadap rencana Pemkot Surabaya yang akan membangun gedung 8 lantai di areal ini. Untuk mewujudkan proyek senilai Rp 60 miliar itu, masjid dan kantor dua organisai seni yang sejak 1970 berada di kawasan Balai Pemuda akan dibongkar.
Andre Curud, koordinator aksi dari Sanggar Merah Putih mengatakan, aksi yang dilakukan para pelukis ini sebagai bentuk ungkapan dan ekspresi seniman yang menolak kesewenang-wenangan pemerintah dalam mengelola kota.
“Tema besar kegiatan ini adalah Save Balai Pemuda,” kata Andre Curud. “Pemerintah kota tidak boleh membangun gedung seenaknya di kawasan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Kalau pemerintah kota tidak mampu menjaga, seniman yang akan menjaga. Tapi jangan pemerintah kota justru yang merusak dan mengacak-acak,” kata Andre Curud.
Dijelaskan, melukis bersama dimulai pukul 13.00 sampai menjelang sore. Kemudian sore hari, karya para pelukis itu akan didisplai untuk dipamerkan bersama, di koridor Gedung Utama Balai Pemuda. “Itu rencana kami. Kita akan undang masyarakat pecinta seni agar dapat mengapresiasi karya teman-teman pada malam harinya,” tambahnya.
Jumlah pelukis yang ikut, kata Andre Curud tidak dibatasi. “Makin banyak makin bagus, untuk menunjukkan bahwa seniman punya kepedulian pada masalah sejarah dan perkotaan,” katanya. Beberapa pelukis dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Jombang, Kediri dan beberapa daerah lain di Jawa Timur sudah menyatakan kesiapannya bergabung unjuk seni.
Joni Ramlan, pelukis kondang yang tinggal di Mojosari, Mojokerto menyatakan minatnya untuk hadir. "Saya akan ikut melukis bersama sebagai bentuk solidaritas," kata pelukis yang baru saja mengikuti pameran Biennale Beijing.
Eddy Kuas, koordinator pelukis Sidoarjo juga menyatakan dukungannya. "Kita akan support dengan hadir meramaikan event ini, untuk menunjukkan bahwa perupa lebih berbudaya dibandingkan mereka yang duduk sambil tidur di sebelah utara Balai Pemuda," katanya. Yang dimaksud adalah anggota dewan yang kantornya sejak 1997 berada di sisi utara Balai Pemuda.
Beberapa perupa lain juga menyatakan kesiapannya, termasuk komunitas pelukis pengguna media cat air. (nis)