Saat Wartawan - Seniman Berbagi Kegembiraan
YOGYA- Tembi Rumah Budaya kembali akan menjadi saksi hebatnya kolaborasi. Kolaborasi dalam kegembiraan. Tautan sejumlah potensi yang lantas menjadi energi pendorong kreasi. Yang bermula dari goresan. Goresan pensil jadi lukisan, goresan pena jadi buku yang diterbitkan.
Adalah Vincensius Dwimawan, perupa dengan kualitas teknik drawing yang nggegirisi. Dengan telaten ia gambar wajah-wajah wartawan atau mantan wartawan yang tergabung dalam Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta (PWSY). Lewat goresan pensil di atas kertas, 70-an "wajah menebar senyum" berhasil diabadikannya.
Hasilnya bisa dilihat di Ruang Pamer Tembi Rumah Budaya, Jl Parangtritis KM 8,5 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Jogja pada Jumat (11/1) hingga Ahad (13/1). Selama tiga hari itu, karya-karya Sius --begitu ia akrab disapa-- bisa diapresiasi.
Pameran Drawing ini diberi judul "Wajah-Wajah Berbagi Kegembiraan." Sejumlah "pegiat media massa" bisa dilihat wajahnya pada pameran ini. Mereka adalah orang-orang yang pernah berkiprah di media --koran, majalah, tabloid, radio maupun televisi. Ada yang masih bergelut di media. Ada yang jauh meninggalkan profesi tersebut.
Di antaranya ada wajah Ashadi Siregar, Butet Kartaredjasa, Oka Kusuma Yudha, Sumbo Tinarbuko, Indra Tranggono, Ahmad Syaify, Albert Kuhon, Maria Kadarsih, dan Emha Ainun Najib. Nama terakhir yang pernah aktif sebagai wartawan Masa Kini Yogya ini, yang membuka pameran.
Para wartawan yang wajahnya digambar oleh Sius bukan hanya mereka yang tinggal di Yogya. Ada yang tinggal di kota lain seperti Albert Kuhon (Jakarta), Rismuji (Bekasi), Richad Napitupulu (Bandung) dan Ahmad Latief (Kuala Lumpur).
Sius menjelaskan, menggambar wajah rekan-rekannya tidak membutuhkan waktu khusus. Ia kerjakan di sela kesibukan kerjanya. Maka untuk setiap karya, waktu penyelesaiannya berbeda-beda. "Ada wajah yang bisa selesai dua jam, tapi kadang bisa juga setengah hari. Tergantung kondisi pekerjaan lain. Sehari kadang bisa dua gambar, kadang bisa lima gambar," ungkap Sius kepada ngopibareng.id.
Alumni STSRI-ASRI ini mengaku gembira bisa menyelesaikan 70 drawing. "Setiap selesai berkarya yang ada kegembiraan.....maka aku judulin pameran ini ' Berbagi Kegembiraan'....yang menggambar gembira, yang digambar gembira," tambahnya.
Tapi drawing ini, menurut Sius, tidak berarti kalau hanya dia simpan. Maka perlu dipamerkan. "Dan setelah selesai pameran hasil 'drawing'nya bisa dibawa pulang oleh yang didrawing. Inikan berbagi kegembiraan juga," tandasnya.
Kegembiraan itu seperti virus. Terus menyebar. Karena yang terlibat para wartawan atau mantan wartawan, momentum pameran drawing ini sekaligus juga diisi kegembiraan lain. Yakni launching buku profil anggota PWSY. Buku dengan judul sama "Wajah-Wajah Berbagi Kegembiraan" ini diberi narasi oleh Ashadi Siregar dan Ons Untoro.
"Buku profil ini unik dan menarik. Berkisah perjalanan mereka yang dulu pernah jadi wartawan. Ada yang tetap aktif di dunia tulis menulis. Banyak yang kini menekuni bidang lain. Misalnya Ahmad Syaify yang pernah berkiprah di Republika dan Adil, kini menjadi guru besar Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Jadi, membaca buku ini bisa tahu di mana wartawan yang dulu kita kenal. Jadi apa dia sekarang," ujar Ons Untoro, koordinator kegiatan.
Ada juga Imam Anshori Saleh yang sekarang berprofesi sebagai pengacara dan pernah menjadi Wakil Ketua KY. Semasa mudanya pernah menjadi wartawan baik di Yogya maupun di Jakarta.
Terlihat, mereka mempunyai jalan hidup lain tetapi kegiatan menulis tidak sepenuhnya ditinggalkan. "Buku ini isinya ditulis oleh mereka sendiri. Masing-masing bercerita pengalaman dan perjalanan hidupnya. Saya hanya membatasi panjang tulisannya," urai Ons.
Kegembiraan dalam kegiatan yang digelar Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta (PWSY) kerja sama dengan Tembi Rumah Budaya juga akan dirasakan saat pembukaan. Pada pembukaan pameran diisi pembacaan puisi oleh Tossa Santosa membawakan dua puisi karya (alm) Slamet Riyadi Sabrawi dan (alm) Budhi Wiryawan. Kedua penyair ini anggota PWSY. Pembaca lainnya ada Ninuk Retno Raras, Novi Indrastuti dan Umi Kulsum.
Sementara Grup musik Sepuh YoBand membawakan lagu-lagu kenangan. Musik ini dari anggota PWSY, yang setiap bulan mengisi lagu-lagu kenangan sebagai selingan Seri Diskusi Kebangsaan yang sudah berlangsung sejak 2017.
Dan kegembiraan ini tidak akan berhenti di sini. Karena, Sius sebenarnya tidak hanya menggambar khusus para wartawan tetapi juga menggambar seniman. Periode pertama drawing yang dipamerkan khusus untuk wartawan tergabung dalam PWSY. Periode berikutnya wajah-wajah seniman yang jumlahnya lebih dari 100 gambar.
Jadi kita tunggu saja kegembiraan-kegembiraan yang akan mengalir di sepanjang 2019 ini. (Erwan Widyarto)
Advertisement