Tiap Hari Jatim Butuh 3.200 APD
Di saat virus Corona (Covid-19) menjadi pendemi global di banyak negara, alat pelindung diri (APD) menjadi kebutuhan utama terutama bagi tenaga medis. Bahkan Jawa Timur (Jatim) mengantisipasi jika wabah Covid memuncak, dibutuhkan 3.200 buah APD per hari.
“Bayangkan, jika ada satu pasien dibutuhkan 23 APD per hari. Sekarang, di Soetomo (RS dr Soetomo) ada 11 pasien kali 23 APD per hari,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau PT Putrateja Sempurna, perusahaan garmen di Jalan Brantas, Kota Probolinggo, Rabu, 1 April 2020.
Kata Khofifah, harus ada garansi saat kondisi wabah memuncak kebutuhan APD tercukupi. “Saat peak, rumah-rumah sakit di bawah Pemprov Jatim membutuhkan 3.200 APD sehari. Harus ada garansi, jangan sampai untuk hari ini masih mencari APD, besok kembali mencari APD,” kata mantan Ketum PP Muslimat NU itu.
Sejak beberapa hari ini, atas pesanan pemerintah (pusat), pabrik garmen itu memproduksi APD. “Atas informasi Pak Wali, kami datang ke sini untuk melihat pabrik yang bisa memproduksi 1 juta APD per hari,” kata gubernur.
Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menegaskan, Pemprov Jatim meminta kuota harian. Soalnya, saat Covid-19 merebak, APD sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa aman bagi tenaga kesehatan (medis dan paramedis).
Khofifah menerima informasi, bahan baku untuk pembuatan APD di PT Putrateja Sempurna tercukupi. Sehingga konversi garmen ke produksi APD bisa bertahan sekitar tiga bulan. “Sehingga perusahaan bisa men-support penanganan Covid-19,” katanya.
Selain pabrik garmen di Probolinggo yang mendapat jatah pengadaan 3 juta APD (dalam tiga bulan), Pemprov Jatim juga mengerahkan sejumlah pihak untuk pengadaan APD. "Ada lima SMK di Lamongan yang kami beri bahan baku, mereka yang menjahit," katanya.
Juga ada kalangan UMKM yang ikut serta pengadaan APD. “Saat mau ke Probolinggo, ada UMKM dari Malang membawa contoh APD, dokter Joni yang mengecek. Termasuk mengecek APD di Probolinggo ini tergolong kualitas premium. APD tidak sekadar bentuknya sesuai, tapi harus secure," kata Khofifah.
Terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Khofifah akan menggelar rapat bersama kapolda, pangdam, dan pangarmatim. “Sekarang kita sudah PSBB, ada isolasi daerah tertentu misalnya, berbasis RT. Ada yang kalau masuk desa tertentu melalui satu pintu, ditanya keperluannya apa,” katanya.
“Di Jatim ada 307 perumahan yang diawasi TNI/Polri, 111 jalur tertib physical distancing juga melibatkan TNI/Polri,” kata gubernur.
Ditanya soal status RS Tongas, Kabupaten Probolinggo sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19, Khofifah menoleh ke arah Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr dr Joni Wahyuhadi yang ada di sampingnya. “Biar Pak dokter Joni yang menjelaskan,” katanya.
“Soal RS Tongas sebagai rujukan nanti akan dipersiapkan,” kata dr Joni singkat. Seperti diketahui, Pemkab Probolinggo memang mencanangkan rumah sakit di tapal batas belahan barat itu sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19.
Khofifah menambahkan, rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19, harus dilengkapi ruang isolasi, ada dokter paru-paru, wajib ada anaestesi, juga spesialis penyakit dalam. “Ventilator signifikan untuk pasien positif, isolasi utama dilengkapi negative pressure,” ujarnya.