Saat Pengusaha Azerbaijan Cicipi Kuliner Khas Jogja
Jogja: Kuliner khas Jogja sebagai salah satu bentuk wisata budaya (kuliner) rupanya menarik minat para pengusaha asal Azerbaijan. Apalagi kalau bukan gudeg dan minuman tradisional seperti, Wedang Uwuh. Para pengusaha tersebut menikmati wisata kuliner di sela-sela mengunjungi Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia 2017.
Menpar Arief Yahya sempat mencicipi sensasi menuman-minuman tradisi Mataraman itu selama ITB Berlin, lalu. Sebagian minuman yang berbasis rempah-rempah itu turut dipamerkan di Pavilion Wonderful Indonesia di Messe Berlin, dan juga menjadi favourit pengunjung pameran pariwisata terbesar di dunia itu.
"Minuman tradisional ini bagian dari kekuatan kuliner dan budaya Indonesia. Karena hanya bisa ditemukan di Indonesia. Unik, khas, dan mudah diterima lidah wisatawan," sebut Menteri Arief, selain kopi dan teh yang memang sidah mendunia.
Para pengusaha ini datang ke Indonesia sebagai balasan atas kunjungan para pengusaha Indonesia ke Azerbaijan akhir tahun 2016 lalu. Sebelum ke Indonesia, para pengusaha Azerbaijan ini mendapat penjelasan dari Duta Besar Republik Indonesia di Azerbaijan Husnan Bey Fananie mengenai dunia usaha, potensi pasar dan potensi wisata di Indonesia. Para pengusaha Azerbaijan ini adalah pengusaha kayu, miniatur mobil dan plywood. Mereka adalah Rashad Javarov, Khagani Veyisli dan Seymur Ismayilli.
Mereka mendarat di Jogja pagi hari, para pengusaha ini langsung mencari sarapan lalu diajak menikmati kuliner di salah satu rumah makan yang berada di timur bandara internasional Adisutjipto, Jogja.
Begitu masuk ke rumah makan, para pengusaha itu langsung menuju ke etalase tempat dipajangnya makanan gudeg dan kelengkapannya. Mereka pun bertanya-tanya mengenai bahan dasar gudeg, sayur tempe, sambal krecek maupun lauk-pauknya: tahu dan tempe bacem. Penasaran, mereka pun mencicipi. Lalu memesan gudeg dengan lauk tahu dan tempe.
Sembari menunggu pesanan gudeg, mereka ditawari minum Wedang Uwuh. Mendapat penjelasan mengenai kandungan minuman tradisional serta khasiatnya, mereka pun tertarik. Saat mencoba, mereka tampak sekali menikmatinya. “Enak sekali. Hangat di badan. Cocok buat saya yang lagi tak enak badan,” ujar Rashad yang terlihat akan flu. Rashad pun tak cukup meminum satu gelas. Ia menambah satu gelas lagi. (*)
Advertisement