Pandemi Corona, Kota Malang Malah Alami Deflasi
Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo mengatakan, Kota Malang menjadi satu-satunya daerah yang mengalami deflasi di Jawa Timur ditengah wabah Covid-19.
"Di bulan Maret 2020 kita mengalami deflasi sebesar 0,41 persen," katanya, saat konferensi pers melalui Youtube, Rabu, 1 April 2020.
Ditambahkan Sunaryo, ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan, sehingga memberikan andil besar sebagai penyumbang deflasi. Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,50 persen. Kemudian kelompok transportasi sebesar -3,21 persen.
"Yang memberikan andil besar di sektor transportasi, terutama penurunan harga tiket pesawat dengan andil sebesar 0,44 persen terhadap deflasi kita," kata Sunaryo.
Komoditas cabai merah sebesar mengalami penurunan harga sebesar 49,42 persen, lalu cabai rawit sebesar 26,61 persen dan daging ayam ras turun harga sebesar 2,4 persen.
"Ada juga bawang putih yang tercatat mengalami penurunan harga di Maret 2020 ini sebesar 5,78 persen dan daging sapi sebesar 0,38 persen," katanya.
Tercatat, kelompok lain yang menekan angka deflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,18 persen.
"Ada juga biaya kesehatan dan rekreasi yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,12 persen," ujar Sunaryo.
Diinformasikan, dari data BPS, dari delapan kota/kabupaten di Jawa Timur hanya Kota Malang yang mengalami deflasi, lainnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,34 persen. Dan disusul Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,27 serta Madiun sebesar 0,19 persen.