Saat Kecil Puti Belajar Mengaji pada Mbunya, Fatmawati
Puti Guntur Soekarno akan mendampingi Gus Ipul untuk maju pada Pilkada Gubernur Jawa Timur Juni mendatang. Keduanya menjadi representasi bagi perpaduan antara masyarakat yang religius dengan masyarakat nasionalis, ciri khas masyarakat Jawa Timur yang menonjol.
Pengelompokan itu tidak berarti yang religius tidak nasionalis, atau sebaliknya yang nasionalis tidak religius. Puti misalnya, yang mewakili kelompok nasionalis, sejak kecil sudah mendapatkan pendikan agama.
Saat kecil, Puti cukup dekat dengan neneknya, Fatmawati Soekarno yang selalu mengajarinya mengaji. Neneknya selalu mengingatkan agar Puti tidak meninggalkan sholat fardhu sebagai seorang muslimah. Fatmawati pintar dan lancar mengaji. Dari ambunya itu Puti belajar mengaji Alquran. Puti memanggil neneknya dengan panggilan Mbu, dialek Bengkulu.
Menurut Puti, lantunan suara neneknya saat mengaji seusai sholat Magrib sangat merdu, dan membekas pada ingatannya. Dari neneknya ini ia diajarkan hidup sederhana dan pintar mensyukuri nikmat Allah SWT agar hidup senantiasa bahagia.
Puti adalah putri tunggal Guntur Sukarnoputra, putra tertua Bung Karno dengan Fatmawati. Saat ini, Puti duduk sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi PDIP. Ibunya adalah wanita Sunda, Henny Emilia Handayani.
Dia terpilih sebagai anggota legisltif dari Dapil X Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar.
Semasa remaja Puti aktif bersama pamannya, Guruh Sukarnoputra di kelompok seni Swara Mahardhikka. Dia memang pandai memainkan beberapa alat musik terutama piano dan juga , pandai menari. Sesekali dia juga melukis.
Karena itu posisinya di Komisi X sesuai dengan minat dan bakatnya, karena komisi ini membidangi masalah pendidikan, kebudayaan, pemuda, olah raga, pariwisata, ekonomi kreatif serta perpustakaan.
Di bawah pendidikan ayahnya, Puti tumbuh dalam kesederhanaan. Meskipun anak tunggal, Puti tidak manja pada ayah dan ibunya. Justru sejak kecil dia tumbuh mandiri. Misalnya untuk kegemarannya membaca buku ia harus menabung dari uang jajan untuk membeli buku.
Lembut bertutur tetapi tegas, menjadi ciri Puti. Paduan antara budaya Jawa dan budaya Sunda dari ibunya. Latar belakang kedua budaya tersebut turut membentuk karakternya yang sangat menghargai seni dan tradisi Jawa dan Sunda.
Memiliki nama lengkap Hj. Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri, tetapi lebih akrab dipanggil Puti, pada dirinya mengalir darah bangsawan Bali dari kakeknya, Soekarno. Darah bangsawan Bengkulu dari neneknya Fatmawati, dan darah bangsawan Sunda dari ibunya, Heni Guntur Sukarno yang kerabat tatar Sunda, Kerajaan Galuh.
Puti lahir 26 Juni 1971, memiliki suami bernama Joy Kameron yang memberinya dua anak yaitu Raykan Danu Syahandra Kameron dan Raykan Ratri Syandriasri Kameron. Selain menjadi anggota legisltif, Puti juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Jepang. (nis)
Advertisement