Istighosah dan Shalawat Ademkan Demo Buruh di Depan Grahadi
Ribuan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) dalam aksi peringati Hari Buruh Internasional melantunkan shalawat Syubbahanul Wathon dan istighosah di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
"Karena kami banom (badan otonom) NU, selain memyampaikan orasi, kami juga berdoa kepada Allah mudah-mudahan kita mendapat barokah dengan pembacaan shalawat dan istghosah. Semoga Allah membukakan hati pemerintah agar lebih peduli kepada kaum buruh," kata Ketua Sarbumusi NU Jatim, Suryono Paneh, Selasa, 1 Mei 2018.
Pantauan Ngopibareng.id di lokasi, saat istighosah para buruh yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Pasuruan duduk bersila memadati Jalan Pemuda tepatnya depan Gedung Negara Grahadi. Akibatnya, sempat terjadi kemacetan, karena hanya satu lajur sebelah kiri yang dibuka.
Dalam aksi itu Sarbumusi menolak keras Perpres 20 Tahun 2018 terkait Tenaga Kerja Asing (TKA), karena pasal-pasal dalam Perpres itu, selain mencederai tenaga kerja nasional juga melanggar Undang-undang Nomor 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.
Selain mengkritik Perpres soal tenaga kerja asing, Suryono juga mempermasalahkan penegakan hukum perburuhan di Jawa Timur yang masih terjadi ketidakadilan. Masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha, seperti yang terjadi di Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo.
"Seperti kasus di Pasuruan, seorang buruh perempuan dapat upah tidak layak dari pengusahanya. Dalam kasus ini pengusaha tersebut sudah ditetapkan tersangka dan sudah masuk persidangan. Tetapi tidak ada penahanan," kata dia.
Dalam aksi itu, Suryono juga minta perbaikan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Selama ini layanan BPJS Kesehatan ini dianggapnya tak sebaik pelayanan sebelumnya saat ikut Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK).
"Pada saat JPK masih berlaku pelayanannya bagus dan gratis. Namun saat diganti BPJS, pelayanananya malah tak optimal," katanya. (frd)
Advertisement