"Saat Ajalmu Tak Berubah, Ada Covid-19 atau Tidak!"
Hari ini wabah global alias Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah hampir 16 bulan semenjak diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020. Data per-29 Juni 2021, kasus positif secara kumulatif mencapai 2.156.465 orang dengan jumlah kematian sebanyak 58.025 orang.
Bandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa, maka jumlah kasus positif hanya 0,8 persen. Sedangkan kematian akibat Covid-19 hanya 0,0216 persen selama 16 bulan atau 0,0013 persen/bulan. Angka ratio yang sangat kecil sekali.
Tapi propaganda yang sangat gencar yang dilakukan lewat media menimbulkan ketakutan yang luar biasa dari masyarakat. Seolah Covid-19 itu adalah vonis kematian bagi penderitanya.
Tetap Salat Jumat, ya!
Tidak sedikit pria yang tidak melaksanakan Salat Jumat karena takut covid, padahal Salat Jumat itu hukumnya wajib bagi pria.
Sebagai manusia yang mengaku beriman bagaimana seharusnya menyikapi hal ini?
Pertama:
kita harus meng-IMAN-i Ketetapan Allah Ta'ala. Bahwa KEMATIAN atau AJAL itu waktunya telah ditentukan.
Di dalam Al-Quran Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah Ta'ala, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran: 145).
Kedua:
Kita wajib Meng-IMAN-i bahwa waktu datangnya kematian atau ajal itu tidak dapat ditunda atau dimajukan oleh sebab apapun sebagaimana Firman Allah:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).
Ketiga:
Bahwa waktu datangnya kematian sudah Allah Ta'ala tetapkan sebelum kita dilahirkan.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud , Rasulullah bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ
Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah Ta'ala mengirim malaikat yang diperintahkan Empat Ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah Amalnya, Rezekinya, Ajalnya, dan sengsara atau bahagianya, lalu ditiupkan ruh kepadanya. (HR Bukhari no 3208).
Jadi kesimpulanya: Ada Covid-19 atau tidak ada Covid-19 sesungguhnya waktu datangnya kematian kita tidak berubah.
Oleh sebab itu janganlah hanya gara-gara takut mati kena Covid-19, kita meninggalkan kewajiban ibadah seperti Salat Jumat bagi pria.
Ke Masjid dan Taati Protokol Kesehatan
Lebih baik beribadah seperti biasa saja ke masjid. Tetap belajar dan mengaji ilmu agama. Tetap lakukan kegiatan Majlis Ta’lim seperti biasa tetapi tetap dengan memperhatikan Protokol Kesehatan.
"Mematuhi Protokol Kesehatan adalah bentuk usaha preventif untuk menjaga supaya tidak sakit dan hidup tetap sehat.
"Demikianlah Saudaraku. Semoga tulisan ini menggugah kesadaran dan keimanan kita tentang ketetapan Allah Ta'ala soal kematian," pesan Ustaz Keman Almaarif.
Semoga Allah Ta'ala menetapkan kematian kita dalam keadaan husnul Khotimah. Aamiin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Advertisement