RW di Jateng Mulai Terapkan Jogo Tonggo
Masyarakat Jawa Tengah telah menerapkan konsep Jogo Tonggo yang dicetuskan Gubernur Ganjar Pranowo. Kegiatan ini mulai dijalankan di tingkat Rukun Warga (RW). Konsep itu dibuat sebagai upaya untuk saling membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Ada salah satu kegiatan di salah satu posko Jogo Tonggo yang unik dan inspiratif. Yaitu di jalan Ekaprayan RT 1 RW 1 Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Hal unik itu berupa cantolan sedekah sembako.
Yakni sebuah cantolan yang terpasang di dinding pojok jalan. Di cantolan itu terdapat beraneka bungkusan plastik berisikan sembako, mie instan, tempe, sayuran mentah, dan lainnya. Terdapat tulisan “Ambil secukupnya tonggomu keluargamu, guyub rukun migunani”.
Bungkusan itu dicantolkan oleh warga. Kemudian bungkusan itu boleh diambil siapapun yang membutuhkan, dengan jumlah sewajarnya, serta gratis. Terpantau di lokasi, ada sekitar 10 bungkusan tergantung. Seorang warga setempat terlihat mengambil satu bungkus untuk kebutuhan di rumahnya.
Seorang warga, Liana Dewi (20) mengatakan dirinya bersama penduduk desa lainnya merasa terbantu dengan adanya bungkusan cantolan sembako.
“Membantu sekali bagi warga yang terdampak COVID-19. Ini ada tahu, telur, sayuran, ya kebutuhan sembako. Ini bentuk kita saling membantu warga dengan warga yang lain,” kata Lia saat ditemui.
Kepala Desa Rendeng Muhamad Yusuf menjelaskan, cantolan sembako di dinding posko Jogo Tonggo di RW 1 ini adalah inovasi warga dan relawan. Hal itu sebagai bentuk kesadaran masyarakatnya dalam berpartisipasi di masa pandemi.
“Dari warga sendiri, menyediakan apapun itu. Yang dibutuhkan masyarakat yang lebih ditaruh situ. Yang butuh bisa mengambil,” kata Yusuf.
Menurutnya, bahan sembako dan lainnya yang dicantolkan itu hampir setiap hari berganti. Bisa jadi berisikan tahu, tempe, sayur, gula atau lainnya. “Kalau mereka ada kelebihan, pasti. Dari warga, untuk warga,” ujarnya.
Keberadaan cantolan sembako itu memang menumbuhkan semangat warganya untuk berbagi. Tidak heran jika setiap hari pasti ada bungkusan yang dicantolkan. Tidak ada jumlah batasan menaruh bungkusan di cantolan tersebut.
Dia menuturkan segala aktivitas di depan cantolan terekam CCTV. Sehingga akan tampak siapapun yang menaruh dan mengambil bungkusan sembako di cantolan tersebut. Yusuf menceritakan, ada juga aksi seseorang yang mengambil seluruh bungkusan di cantolan sembako itu. Menurutnya, itu dilakukan oleh warga desa lain. “Berhenti, diambilkan semua, dimasukkan di jok (jok sepeda motor),” cerita Yusuf.