Ruwatan Kali, Agar Burung Kuntul Kembali Cari Makan di Kali Surabaya
Bekerjasama dengan Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH), PT Perum Jasa Tirta kembali menggelar ruwatan Kali Surabaya, pada Sabtu (25/3/2017) di Rolak Gunung Sari.
Ruwatan dalam rangka hari air sedunia ini digelar dengan memotong tumpeng yang dipimpin Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), kemudian wayangan, tanam pohon dan menebar bibit ikan di Kali Surabaya.
"Ruwatan ini bagian dari upaya kami berdoa agar biota Kali Surabaya terus terjaga. Masyarakat juga agar sadar dan selalu bisa merawat Kali Surabaya," kata Direktur KLH Imam Rohani, di sela-sela ruwatan.
Dengan rutawan, masyarakat mencoba diingatkan kembali bahwa kehidupan tidak bisa lepas dari sungai sehingga menjaga sungai harus dilakukan. "Dengan ruwatan ini kita mendoakan agar masyarakat dan perusahaan sadar dan bisa menjaga sungai," kata Imam Rohani.
Kepala Divisi Jasa Asa II Perum Jasa Tirta I Taufiqurahman mengatakan kondisi Kali Surabaya sebenarnya sudah sangat baik dibandingkan tahun 2000 dimana saat itu ikan sakarmud atau pembersih kaca saja tidak bisa hidup.
"Saat ini, Kali Surabaya sudah membaik, ikan-ikan khas Kali Surabaya seperti Rengkik, Jendil dan Keting saat in sudah mulai gampang ditemukan di Kali Surabaya," kata dia.
Burung kuntul pencari ikan saat ini juga mulai banyak muncul di Kali Surabaya yang menandakan banyak ikan yang bisa dimakan burung.
Sementara itu Gus Ipul mengatakan kondisi lingkungan khususnya sungai memang harus terus dijaga. "Tadi saya ngobrol dengan rektor ITS, menurut dia saat ini rasio air di Jawa 0,4 persen, padahal rasio air idelanya kurang dari 0,25 persen," kata Gus Ipul.
Jumlah mata air saat ini juga terus menurun. Di Sungai Brantas yang dulunya memiliki sumber mata air lebih dari 300, saat ini kurang dari 200 sumber mata air.
Dari sisi pencemaran lingkungan, Gus Ipul juga mengatakan jika saat ini ternyata juga baru 40 persen perusahaan yang telah memiliki instalasi pengolah air limbah (IPAL). Begitu juga di sepanjang Kali Surabaya yang harusnya memiliki 98 IPAL komunal saat ini ternyata baru terbangun 20 buah saja. (wah)