Rute Berubah-Ubah, Jadi Pawai Budaya Terpendek
Digelar selama 10 tahun, pawai budaya tahun 2018 ini di Kota Probolinggo mencatat rekor terpendek rutenya, sekitar 500 meter dibandingkan tahun-tahun sebelumnya selama sembilan tahun.
Selain itu terjadi perubahan rute, bahkan kurang sehari menjelang pelaksanaan pawai budaya, Minggu, 26 Agustus 2018.
Awalnya, pawai budaya yang kepanitiaannya di bawah Dispendikpora itu direncanakan melalui rute konvensional yang sudah bertahun-tahun dilalui.
Yakni, start di depan Pemkot Probolinggo (Jl. Panglima Sudirman)-Jl. Gatot Subroto, dan finish di alun-alun (Jl. Ahmad Yani).
Atas masukan dari Polresta Probolinggo, rute sekitar 3 kilometer yang dianggap terlalu panjang dan mengganggu lalulintas, kemudian diubah menjadi dari eks-Gedung Bioskop Regina (Jl. Dr Soetomo)-Jl Panglima Sudirman dan finish di depan Pemkot.
Belakangan menjelang Hari 'H' rute itu kembali dipotong sehingga semakin pendek, menjadi depan Toko Jatiluhur-Pemkot. Akibatnya penonton terlalu berjubel di sepanjang rute pendek sekitar 500 meter itu.
Sebagian penonton tidak bisa menonton pawai dari jarak dekat. "Saya terpaksa 'balik kanan' pulang ke rumah, karena bawa anak kecil, penonton berjubel seperti itu," ujar Ali, warga Kelurahan Tisnonegaran, Kota Probolinggo.
Begitu banyaknya penonton, sampai-sampai sepanjang jalan Panglima Sudirman termasuk di depan RM Sumber Hidup hingga kawasan Brak dijubeli ribuan penonton.
"Gak dapat menyaksikan peserta pawai di rutenya ya gak apa-apa, cukup menyaksikan setelah mereka bubar dari rutenya," ujar Warno, warga Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Pawai budaya 2018 ini diikuti 37 peserta mulai dari organisasi pemerintah daerah (OPD), swasta, hinga unsur masyarakat. Memang tidak semua OPD menampilkan seni budaya asli Probolinggo tetapi sengaja mendatangkan kelompok seni dari luar kota, luar Jawa Timur, bahkan luar provinsi.
Kelompok seni dari Jogjakarta misalnya yang sengaja didatangkan oleh Bagian Umum ke Probolinggo, tampil memukau dengan Tari Lampor. Perempuan-perempuan muda menampilkan para pengawal gaib Nyai Roro Kidul.
Bagian Kesra berusaha mendinginkan suasana dengan Tarian Sufi, An Nababa. Diperagakan para pria yang berpakaian mirip rok, yang berputar-putar di sepanjang rute pawai.
Semipro 2018, kata Ketua Panitia Pawai Budaya, Mochammad Maskur, dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Probolinggo ke-659 dan HUT Kemerdekaan ke-73. Pawai budaya sendiri diikuti oleh 37 peserta yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), swasta, dan unsur masyarakat. (isa/wit)