Rusuh Suporter di Kediri, PSSI Jatim: Operator Liga 2 Tak Tegas
Pasca kerusuhan yang melibatkan suporter Persik Kediri versus suporter PSIM Jogjakarta di Kompetisi Liga 2, Senin 2 September malam di Kediri, sangat disesalkan oleh Asprov PSSI Jatim.
Meskipun Liga 2 memang bukan ranah Asprov PSSI Jatim, tapi apa yang terjadi selama ini dan melibatkan klub-klub Jatim, misalnya tawuran suporter di Tuban harus menjadi perhatian dari operator kompetisi.
Sekretaris Asprov PSSI Jawa Timur, Amir Burhannudin mengatakan ada dua kejadian yang luput dari pengawasan operator Liga 2. Pertama kejadian di Tuban dan terbaru kemarin di Kediri.
"Kompetisi Liga 2 ini sepertinya luput dari perhatian operator kompetisi. Bisa kita cek di seluruh Indonesia sudah ada berapa kericuhan. Bahkan di Jatim insidennya selalu melibatkan suporter PSIM," kata Amir, saat ditemui di Kantor PSSI Jatim, Selasa 3 September 2019.
Menurut Amir, berkaca dari beberapa kejadian ini PSSI Pusat dan operator kompetisi Liga 2 harus mengambil langkah konkret.
"Dari video-video yang beredar di masyarakat seharusnya sudah ada yang bisa dilakukan oleh operator kompetisi untuk meminimalisasi kejadian yang sudah terjadi. Kami yang di Jatim sudah sangat terpukul dengan kejadian yang melibatkan suporter Persik dan PSIM ini, karena kemudian viral. Jangan sampai yang sudah terjadi di Kediri ini berulang lagi," tambah Amir.
Amir menambahkan operator kompetisi Liga 2 kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pertandingan yang ada di seluruh Indonesia. Dia kemudian membuka peluang bekerja sama dan koordinasi antara operator kompetisi dengan Asprov PSSI yang ada di seluruh Indonesia.
Kerusuhan antar suporter pecah di akhir laga Persik Kediri kontra PSIM Jogjakarta pada pekan ke-13 Liga 2 wilayah timur di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin 2 September kemarin.
Setidaknya 20 suporter dilarikan ke rumah sakit (RS) karena terkena lemparan batu. Baik dari kubu Persikmania (pendukung Persik) maupun suporter PSIM.
”Di semua rumah sakit. Di RSUD Gambiran, Bhayangkara, juga Aura Syifa (Kecamatan Ngasem, Red). Rata-rata luka bocor,” kata Widodo dari panpel Persik kemarin.
Kericuhan yang dimulai dari dalam stadion itu merembet ke luar. Bahkan, kerusakan juga terjadi di Tirtoyoso Park yang berada di sebelah utara stadion. Puluhan motor dirusak.
Aksi lempar batu dua kubu suporter terjadi pada menit ke-90. Saat itu Persik unggul 2-0 atas PSIM. Sebelum peluit panjang dibunyikan, terlihat Brajamusti mulai melempari Persikmania yang ada di tribun utara dengan batu.
Setelah itu situasi semakin tidak terkendali. Meski panpel sudah memperingatkan, lemparan batu masih terjadi di sisi utara. Beberapa suporter menjadi korban. Mereka dilarikan ke RS dengan luka bocor di kepala.
Advertisement