Rusuh Manokwari, Buya Syafii: Kita Harus Adil pada Orang Papua
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Buya Syafii Maarif, turut mengomentari adanya kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Ia mengimbau semua pihak untuk tidak bertindak secara berlebihan dalam menangani kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.
Menurut Buya, kerusuhan bisa terjadi di mana saja, di seluruh Indonesia. Maka dari itu, ia mengatakan hal yang perlu dilakukan oleh aparat dan pemerintah adalah mengatasi persoalan itu dengan cara yang baik atau tidak mengabaikan asas keadilan serta kemanusiaan.
"Yang penting menurut saya, yang agak terlupakan selama ini ialah melaksanakan sila ke lima, yaitu melaksanakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Buya kepada awak media usai menghadiri Seminar Wawasan Kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Senin 19 Agustus 2019.
Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005 itu mengatakan, orang Papua harus diperlakukan sama dan sejajar dengan masyarakat lain di Indonesia.
Menurut dia, stigma negatif tentang warga Papua harus segera diakhiri. Termasuk adanya persekusi dan tindakan diskriminatif lainnya.
"Ya, orang Papua itu sama seperti kita. Jadi harus kita perlakukan secara adil. Orang Bugis, semua harus diperlakukan secara adil," tutur Buya.
Ia menambahkan, cerminan keadilan di sebuah negara akan terlihat dari sejauh mana bangsa itu menjalankan prinsip keadilan terhadap seluruh rakyat yang berada di negara tersebut. Karena menurutnya, keadilan adalah hal yang sangat mahal, namun keadilan adalah standart keberhasilan suatu negara.
"Keadilan itu sangat mahal, tapi hidup sebuah bangsa, sebuah negara, akan sangat bergantung pada sampai di mana kita berhasil atau gagal melaksanakan prinsip keadilan itu," imbuh Buya.
Seperti diketahui, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin 19 Agustus 2019. Sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang diduga dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.
Akibat kerusuhan tersebut, Gedung DPRD Papua Barat di Monokwari dibakar massa aksi.
Sejumlah kalangan mengingatkan agar kasus yang terkait dengan kerusuhan di Manokwati segera diatasi dengan persuasif.