Rusuh di Gedung Parlemen AS, 52 Orang Ditangkap dan Empat Tewas
Polisi Amerika Serikat menangkap 52 orang dalam kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Hill, pada Rabu 6 Januari 2021. Sebanyak empat orang tewas, dalam kerusuhan yang muncul setelah cuitan protes Donald Trump tersebut.
Dilansir dari Reuters, sejumlah pengunjukrasa menerobos masuk kedalam ruangan representatif ketika para legislator sedang berada di dalam ruangan. Mereka menggedor pintu, dan memaksa berhentinya debat sertifikasi terkait hasil pemililhan elektoral Joe Biden dan Donald Trump.
Petugas keamanan tampak menumpuk furnitur di balik pintu untuk menghalangi kelompok pengunjukrasa masuk, serta menodong senjata mereka, sambil mengamankan para legislator.
Serangan di Gedung Capitol menjadi titik puncak dari terus meningkatnya retorika pasca pemilihan 3 November lalu. Di mana Donald Trump seringkali melemparkan tuduhan tak berdasar tentang pemilihan yang curang dan mendorong pendukungnya untuk membantunya membalik kekalahan tersebut.
Kerusuhan di Gedung Capitol pun muncul sesaat setelah Trump mendorong pendukungnya untuk menyerbu Capitol Hill untuk menunjukkan kemarahan mereka, atas proses pemilihan. Ia mengatakan pada suporternya untuk menekan representatif yang mereka pilih, agar menolak hasil pemilihan, serta mendorong mereka untuk "berperang".
Aksi ini menyebabkan sejumlah anggota kongres dari Republikan ikut mengutuk tindakan Donald Trump dan menyalahkan pimpinan partrainya sendiri. "Tak diragukan lagi jika presiden telah memicu lahirnya protes, mendorong kerusuhan. Ia menyulut apinya," kata Representatif dari Partai Republikan, Liz Cheney, di Twitternya.
Bahkan, Senator Republikan yang konservativ Tom Cotton mendorong Trump untuk mengakui kekalahannya dan "berhenti membuat bingung warga Amerika Serikat dan memancing kekerasan lagi."
Sedangkan Joe Biden dan Kamala Harris direncanakan mulai memasuki Gedung Putih pada 20 Januari 2021. (Rtr)
Advertisement