Rusuh 22 Mei, Luhut: Kalau Saya Masih Tentara Saya Libas Juga
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan mengaku menyaksikan langsung peristiwa kerusuhan di Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada 22 Mei 2019, beberapa hari lalu.
Jenderal TNI (Purn) anggota Kopasus itu menambahkan ikut kesal melihat ribuan massa yang rusuh dan melempari aparat kepolisian dengan batu. Ia bahkan mengaku, dirinya ingin melibas massa tersebut jika masih aktif sebagai perwira TNI.
"Ya hari itu kira-kira 6 ribu massa. Dan polisi itu dilempari batu, sampai polisi pakai tameng. Untung saya sudah gak jadi tentara, kalau masih jadi tentara saya libas juga itu," ujarnya, saat ditemui di Surabaya, Minggu, 26 Mei 2019.
Luhut menyebut, saat peristiwa terjadi, dirinya tengah berada di dalam kantor Kemenko Maritim yang letaknya tak jauh dari Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Kantor saya itu berdampingan dengan Bawaslu jadi saya lihat semua kejadian di Jakarta itu," kata Luhut.
Ia pun menceritakan kejadian itu dilihatnya sekitar pukul 21.00 WIB. Menurutnya saat itu polisi juga masih menahan diri, dan tak melakukan tindakan-tindakan represif terhadap massa.
"Polisi itu masih nahan diri, jadi teman teman semua kalau ada yang mengatakan polisi bertindak keterlaluan saya lihat sendiri sampai jam 9 malam. Janjinya itu hanya sampai maghrib tapi polisi memberi waktu sampai selesai tarawih," kata dia.
Tak hanya itu, Luhut menduga, bahwa massa perusuh tersebut adalah massa bayaran. Hal itu berdasarkan informasi yang didapatnya dari seorang staff yang, melihat langsung bagaimana ada transaksi yang terjadi.
"Saya ingin sampaikan anggota dan staff saya iseng juga turun ke lapangan pagi pagi melihat demonstran banyak dibayar Rp200, Rp300 sampai Rp400 ribu per orang. Jadi tidak murni semua demonstran," pungkasnya. (frd)
Advertisement