Rusia Perang, 137 Prajurit Ukraina Tewas
Perang antara Rusia dan Ukraina memakan korban. Sedikitnya 137 prajurit Ukraina meninggal per Kamis 24 Februari 2022. Sementara, Ukraina tak mendapat bantuan dari negara Barat sekutunya.
Korban Tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan, sedikitnya 137 prajurit Ukraina tewas dan 316 lainnya terluka akibat serangan Rusia. Dalam keterangan berbentuk video di laman Facebooknya, Zelensky juga mengeluhkan sepinya dukungan dari negara Barat kepadanya.
Menurutnya, nagara anggota NATO kini takut untuk mendukung keanggotaan Ukraina pada NATO.
"Siapa yang akan siap menjamin keanggotaan Ukraina ke NATO? Sejujurnya, semua orang takut," kata Zelensky, dikutip dari cnnindonesia.com, Jumat 25 Februari 2022.
Tak Ada Bantuan
Selanjurnya, Zelensky mengaku tidak menerima dukungan dalam bentuk nyata, untuk membantu menghadang serangan Rusia. Meski ada banyak negara Eropa yang telah memberikan pernyataan dukungan, tak ada satupun yang datang membantu secara nyata.
"Saya bertanya semua mitra negara apakah mereka bersama kami. Mereka memang bersama kami, tapi mereka tidak siap untuk menjadikan kami sekutu," lanjutnya.
Ia pun mengaku tidak mendapatkan jawaban ketika menghubungi 27 negara anggota NATO. Menurutnya, mereka tak memberikan jaminan jika Ukraina akan diterima sebagai negara anggota NATO.
"Hari ini saya bertanya kepada 27 pemimpin negara Eropa, apakah Ukraina akan bergabung dengan NATO. Saya bertanya langsung. Semua orang takut, dan tidak menjawab. Dan kami tidak takut, kami tidak takut apapun juga" imbuhnya.
Ukraina Masuk NATO
Seperti diketahui, serbuan Rusia ke Ukraina dipicu karena Ukraina tetap ingin bergabung dengan NATO. Sementara Rusia keberatan jika negara pecahan Uni Soviet seperti Ukraina, bergabung den NATO.
Rusia bahkan meminta Amerika dan sekutu memastikan negara tersebut tak akan bergabung dengan NATO. Selain itu, Rusia juga ingin menghentikan ekspansi dan pengerahan senjata NATO di negara-negara "halaman rumah" Rusia.
Sebelum invasi, Putin bahkan sempat menawarkan kepada Barat tuntutan Rusia versi lebih sederhana yakni Ukraina harus menolak tawaran bergabung dengan NATO dan mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea yang dicaploknya pada 2014.
Pada Jumat 18 Februari, Zelensky kemudian mengumumkan bahwa negaranya batal bergabung dengan NATO. Selain karena menghadapi ancaman Rusia, ia juga menyebut alasan syarat yang sulit yaitu adanya referendum dari rakyat Ukraina.
Ekspansi NATO
Diketahui, NATO gencar memperluas pengaruhnya di wilayah Eropa Timur, setelah Uni Soviet runtuh.
Aliansi keamanan antar negara pendukung Blok Barat yang lahir saat perang dingin tersebut, telah berhasil merekrut sejumlah negara pecahan Soviet, seperti Lithuania, Latvia, Estonia, Polandia, dan Rumania.
Ukraina sendiri mulai didekati dan mendapat protes dari Rusia. Selain bertetangga dekat, Rusia menyebut Ukraina dan Belarusia adalah negara yang disebut Vladimir Putin, dekat secara budaya dan sejarah.
Sedangkan bagi Ukraina, kedekatan yang disebut Rusia berarti ancaman atas kedaulatan mereka. Rusia disebut mendukung kelompok separatis pro-Moskow.
Opsi bergabung dengan NATO semakin dibutuhkan Ukraina, usai Rusia mencaplok Crimea, tahun 2014. Ukraina berharap ada jaminan keamanan dan dukungan militer dari NATO, sehingga mampu membendung ancaman dari Rusia.
Advertisement