Ruqyah Massal, Pegawai Perempuan LP Probolinggo Histeris
Sekitar 80 warga binaan dan sejumlah pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Probolinggo mengikuti terapi ruqyah (pengobatan dengan doa dan Alquran), Selasa, 27 Agustus 2019.
Ruqyah massal di aula Lapas di Jalan Trunojo, Kota Probolinggo itu diwarnai dengan reaksi muntah sejumlah warga binaan.
Selain itu seorang pegawai perempuan menjerit histeris saat ruqyah berlangsung. Pegawai berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) itu pun kemudian dievakuasi ke ruang kesehatan.
"Muntah-muntah justru hal wajar yang biasa terjadi bagi orang yang diruqyah," ujar Ustadz Abdul Choliq dari Keluarga Besar Ruqyah Aswaja (KBRA) Probolinggo. Sementara reaksi histeris apalagi sampai kesurupan sangat jarang terjadi.
Karena itu begitu terlihat sedikitnya lima warga binaan yang muntah-muntah, para peruqyah justru membantu agar mereka terus mengeluarkan isi perut.
"Silakan, jangan ditahan, kalau mau muntah, muntahkan saja. Mudah-mudahan jin, syetan, dan energi negatif ikut keluar," kata Ustadz Choliq.
Beberapa petugas dari KBRA kemudian mendekati warga binaan yang hendak muntah. Peserta ruqyah yang hendak muntah diusap-usap punggung, leher, hingga kepalanya.
Terapi ruqyah dengan air, doa dan ayat-ayat Alquran, hingga hipnoterapi berjalan sekitar satu jam. Sejumlah warga binaan mengaku, badannya dan pikirannya terasa segar usai ruqyah.
Kepala Lapas Kelas IIB Probolinggo, Edi Mulyono mengatakan, ruqyah massal bertujuan untuk memberikan terapi bagi warga binaan.
"Di Lapas ini dihuni 636 warga binaan padahal kapasitasnya hanya 265 warga binaan. Sebagian besar atau sekitar 60% warga binaan karena terjerat kasus narkoba," katanya.
Untuk sementara sebanyak 80 warga binaan kasus narkoba inilah yang mengikuti ruqyah massal. "Apalagi didapat keterangan dari KBRA, ruqyah bisa mengobati ketergantungan terhadap narkoba," kata Edi.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Nizar Irsyad. "Kami mengajak tim peruqyah dari Aswaja ini untuk membantu menerapi warga binaan agar semakin sadar, juga tidak lagi tergantung pada narkoba," katanya.
Tidak hanya sekali, KBRA, kata KH Nizar siap membantu ruqyah massal terhadap warga binaan secara bekerlanjutan. "Apalagi masih banyak warga binaan yang belum diruqyah," katanya. (isa)