Rumitnya Membaca Black Box Warna Oranye
Black box Lion Air JT 610 akhirnya berhasil ditemukan dan diangkat tim penyelam pada Kamis 1 November 2018. Kini giliran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bekerja untuk mengulik fakta, membuka tabir penyebab celakanya si JT 610.
Black box yang sebenarnya berwarna oranye ini, berisi Flight Data Recorder (FDR) tentang catatan penerbangan pesawat itu. Sehingga, si oranye juga memiliki rekaman komplit berisi percakapan antara pilot dan kopilot. Bahkan kalaupun si pilot tertidur mendengkur-pun, suaranya akan terekam di benda ini.
Namun bukanlah perkara mudah membaca black box. Berdasarkan “Flight Data Recorder Handbook for Aviation Accident Investigation” dari National Transportation Safety Boards (NTSB), proses pembacaan black box hanya bisa dilakukan oleh pihak terbatas karena berisi data yang sangat sensitif dan penting.
NTSB menyebutkan, black box yang ditemukan harus dikemas seperti saat dia ditemukan. Jika ditemukan di dalam air, maka black box harus dikemas di dalam air pula. Bahkan pengemasan harus dilakukan di dalam air tempat black box ditemukan.
Setelah dimasukkan wadah berisi air, selanjutnya wadah ini harus dilapisi dengan bubble wrap atau gabus agar benda ini tidak mengalami benturan keras saat proses pengiriman ke darat hingga ke laboratorium.
Bahkan, sebelum diangkat, pencatatan black box harus dilakukan secara rinci. Misalnya harus jelas tipe pesawatnya, nomor penerbangan, waktu dan ketinggian kejadian, landasan pacu yang digunakan saat lepas landas, tipe dan nomor seri black box yang digunakan.
Selain itu, parameter yang direkam, konfirmasi algoritma pada tiap parameter, maskapai penerbangan, riwayat perawatan black box, juga harus dicatat rinci. Hal ini untuk membantu membaca black box yang dikirimkan.
Begitu pentingnya black box, membuat benda berwarna oranye ini dilarang keras dibuka di lokasi kejadian. Apalagi jika yang membuka bukanlah orang yang berkompeten.
Jika ditemukan dalam keadaan rusak, maka kerusakan di tubuh black box harus dicatat. Misalnya black box mengalami beretan dan cat oranye sudah memudar, itupun harus dicatat.
Apabila rusak berat dan untuk membuka black box harus dengan alat pemotong, maka proses membuka juga harus didokumentasikan dengan video secara khusus.
Sementara itu, jika sampai di laboratorium, maka pemeriksa akan langsung mengunduh data yang tersimpan di dalam black box untuk disimpan di dalam format digital agar selalu aman.
Data yang didapat lantas dikoordinasikan melalui jalur komunikasi yang aman. Tidak boleh menggunakan ponsel portabel. Data inipun selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk animasi agar mudah dipahami orang awam.
Namun tidak semua data dalam black box dibuat animasi, menyesuaikan kebutuhannya. Apalagi membuat animasi memerlukan informan khusus sehingga bisa utuh memahami isi dari black box.
Animasi yang dihasilkanpun tidak bisa begitusaja dipublikasikan secara bebas karena harus diteliti kembali untuk mengetahui kesesuaiannya.
Kini, kita tunggu saja sampai kapan KNKT mampu mengungkap fakta di balik jatuhnya JT 610. Apapun hasilnya, pengungkapan fakta diharapkan mampu mencegah kecelakaan serupa di masa yang akan datang. (man)
Advertisement