Rumah Tandon Wonokitri Abad 19, PDAM Ingin Jadi Lokasi Wisata
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya berencana menjadikan tandon air Wonokitri di kawasan Pakis Tirtosari menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Pahlawan.
Sebagai langkah awal, PDAM Surabaya membuka open house dan pemeran foto lawas mengenai sejarah tandon air yang dibangun pada abad ke-19 tersebut.
Sebelumnya tandon air pertama di Surabaya tersebut belum pernah dibuka untuk masyarakat umum.
Jajaran foto-foto lawas yang memperlihatkan penggunaan tandon air Wonokitri dari masa ke masa dapat dinikmati masyarakat di halaman mulai Rabu, 6 Desember 2023.
"Jadi rumah pompa Wonokitri ini, memang peninggalan Belanda. Jadi kami maksudnya dengan cara open house untuk masyarakat, karena rumah pompa tandon Wonokitri ini belum pernah dibuka untuk umum. Kami akan pertimbangkan sebagai destinasi wisata dan spot foto," tutur Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Arief Wisnu Cahyono ditemui di tandon air Wonokitri, Pakis, Surabaya.
Selain itu, dibukanya tandon air Wonokitri sebagai salah satu destinasi wisata juga memiliki misi mengenalkan kinerja PDAM dari tahun ke tahun, bahkan dari zaman ke zaman.
Menurut Arief Wisnu Cahyono, PDAM Kota Surabaya memiliki sejarah panjang dari masa pemerintahan Hindia-Belanda hingga hari ini, usianya hampir 100 tahun berdiri.
"Mengenalkan ke teman-teman PDAM tentang karya internal bahwa kesuksesan hari ini itu hasil kerja keras generasi-generasi kita zaman dahulu, termasuk pendiri PDAM juga orang-orang Belanda. Jadi patutlah menengok secara masa lalu untuk mengingat dan menelusuri kerja keras mereka," paparnya.
Sebenarnya, ungkap Arief Wisnu ada banyak infrastruktur PDAM yang berusia tua dan menjadi saksi sejarah cikal bakal teknologi perairan di Surabaya. Tandon ini menjadi sejarah air untuk warga Surabaya dikirim dari Pasuruan.
"Kalau zaman dulu dari Gempol dikirim kesini, kemudian dialirkan secara gravitasi karena tandon ini tinggi, sehingga dulu dilalirkan tanpa pompa. Tapi kalau sekarang tidak cukup pakai gravitasi, harus pakai pompa. Makanya di sebelah sana kita punya rumah pompa juga sekarang, yang kita pompa juga ke daerah mana Kembang Kuning kemudian ke Brawijaya," terang Arief Wisnu.
Untuk diketahui, bangunan tandon air Wonokitri merupakan salah satu jejak distribusi air di Surabaya yang masih ada. Diperkirakan, tandon tersebut dibangun pada abad ke-19. Usia bangunan bisa saja lebih tua.
Sejak 1895, mayoritas kebutuhan air bersih di Surabaya dipenuhi dari sumber mata air di Pasuruan. Meskipun ada pemurnian dari air Sungai Kalimas dan sumur bor di Bibis, tapi itu belum bisa kebutuhan air untuk seluruh warga Surabaya kala itu.
Advertisement