Rumah Sakit Terapung Unair Bawa 14 Nakes ke NTT dan NTB, Misinya?
Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), Universitas Airlangga (Unair) kembali memberangkatkan, 14 tenaga medis (nakes) untuk pengabdian masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hari ini, Rabu, 10 Mei 2023.
Tenaga medis yang berangkat terdiri dari 7 dokter umum, 1 dokter spesialis, dan 6 dokter level chief. Mereka akan melayani masyarakat kepulauan selama satu bulan hingga 6 Juni nanti.
Direktur RST Ksatria Airlangga dr. Agus Harianto, dr., Sp.B mengatakan, pelayanan kesehatan yang akan dilakukan antara lain, screening penyakit jantung bawaan, penyelesaian stunting, upaya menekan angka kematian ibu dan kegiatan pelayanan kesehatan rujukan sesuai permintaan.
Menurutnya, empat poin itu penting dilakukan pasa masyarakat kepulauan, supaya layanan kesehatan bisa dirasakan oleh semua warga Indonesia, baik di kota maupun di kepulauan.
"RSUD Dr Soetomo banyak melakukan operasi cangih mengenai penyakit jantung bawaan. Masyarakat kepulauan juga harus bisa menikmatinya, ini misi yang kami bawa," katanya ditemui di FK Unair.
Ia menungkapkan, penyakit jantung bawaan terjadi sekitar 7 sampai 9 persen dari angka kelahiran hidup setiap tahunnya. Pertanyaannya berapa persen anak-anak kepulauan yang merasakan pelayanan tersebut seperti di RSUD Dr Soetomo.
"Berapa persen anak-anak pulau yang mendapatkan pelayanan, misi ini dalam rangka pembuktian pancasila sila ke 5 benar-benar di pulau terpencil atau tidak," paparnya.
Mengenai stunting, ujarnya, dua daerah tersebut angkanya cukup tinggi sehingga perlu dilakukan upaya penurunan segera. Karena, stunting akan berdampak pada masa depan para penerus bangsa. "Kita akan mempercepat NTT dan NTB untuk angka penurunan stunting," imbuh dokter Agus.
Disamping itu, pihaknya juga akan mengenalkan tindakan operasi sesar emergency yang biasa dilakukan di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
"SC emergency adalah tindakan yang harus dilakukan maksimal 30 menit setelah keputusan diambil. Ini juga harus dilakukan oleh layanan kesehatan disana," tambahnya.
Hal ini pun mendapatkan dukungan penuh dari Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso. Pelayaran kali ini adalah kali pertama dalam 2023.
Prof Bus sapaan akrabnya juga mengungkapkan, tenaga medis yang diberangkatkan bukan dari Unair saja, tetapi juga dari FK universitas lainnya.
"Disini tidak hanya dari Unair, tapi juga dari FK Unisma Malang, UNS dan lainnya. Semuanya berangkat cinta dan kerendahan hati bagi masyarakat kepulauan," tandas Prof Bus.