Rumah Sakit Mata Undaan Gowes Bareng Sosialisasi Cegah Glaukoma
Rumah Sakit Mata Undaan (RSMU) Surabaya mempunyai cara jitu dalam memperingati World Glaukoma Week. Sesuai dengan tren kekinian yaitu gowes, RSMU mengadakan gowes bareng hari Minggu, 7 Maret 2021.
“Kami ingin memperingati hari Glukoma ini sekaligus sosialisasi pentingnya kesehatan mata serta mempromosikan RSMU bisa menangani penyakit glaukoma dan penyakit mata lainnya,” buka dr. Lydia Nuradianti, Sp.M(K).
Dokter Lydia memang kreatif. Bila tahun-tahun sebelumnya, RSMU memperingati World Glaucoma Week dengan mendatangi puskesmas untuk sosialisasi, tapi kali ini tidak bisa dilakukan. Gara-gara pendemi covid19.
Tidak pakai lama dan ruwet, dr. Lydia mengajak koleganya di RSMU untuk gowes bareng di minggu pagi itu. Memang RSMU memiliki komunitas gowes bernama Fun Bike RSMU. Jadi dr. Lydia tidak sulit mencari peserta untuk acara ini.
Simple aja, identitasnya hanya harus bersepeda dan menggunakan kaos bertemakan World Glaukoma Week warna hijau ngejreng.
“Persiapan teknis acara hanya dua hari. Kami banyak dibantu oleh Dewo Pratomo, EO Otak-Otak yang menyediakan support tim, marshal, dokumentasi, hingga rute gowes,” bilang pengguna sepeda Brompton ini.
Lydia mengatakan karena adanya pandemi covid19 ini maka rute dipilih dalam kota saja. Berangkat jam 5.30 pagi dari RSMU lantas keliling Surabaya sejauh 30 km yang penting mengunjungi ikon-ikon Surabaya. Dan finis kembali di RSMU.
Jumlah peserta juga sangat dibatasi. Hanya kolega dari RSMU itupun sudah mencapai 25 cyclist. “Sebenarnya bisa lebih tapi dengan berat hati kami tahan dulu dengan alasan protokol kesehatan,” bilang dr. Lydia.
Itu pun saat gowes, masker tidak boleh lepas. Tidak boleh diletakkan di dagu. Harus benar-benar menutup hidung dan mulut. “Wajib itu! Juga harus bawa hand sanitiser sendiri,” tegasnya.
Bahkan, dr. Lydia membuat peraturan baru. Tidak boleh minum saat bersepeda! Tujuannya jelas agar tidak membuka masker untuk minum. “Sangat berbahaya karena bisa menularkan atau tertular covid19,” tegasnya.
Saat gowes bareng, mereka mendatangi titik-titik keramaian salah satunya Alun-Alun Surabaya di kawasan Balai Pemuda yang cantik itu. Di sana, dr. Lydia bersama koleganya membagi brosur dan memberikan sosialisasi singkat tentang glaukoma.
Lantas juga di Grahadi, Bambu Runcing, dan kawasan Jembatan Merah dilakukan bagi-bagi brosur serta sosialisasi pencegahan kebutaan akibat penyakit glaukoma.
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua di dunia. Tapi kebutaan itu bisa dicegah dengan skrining sejak dini dan pemeriksaan awal. “Tidak boleh terlambat,” tegas anggota Ikasmanca Bersepeda ini.
Selain gowes bareng, RSMU juga mengadakan webinar tentang glaukoma untuk masyarakat umum. “Kami juga menyediakan paket skrining glaukoma dan konsultasi dengan dokter glaukoma selama acara World Glaucoma Week ini,” tutur dr. Lydia yang bisa ditemui di RSMU di jalan Undaan Surabaya.
Lydia sangat bersyukur masih tetap bisa memperingati World Glaucoma Week di tengah keterbatasan yang ada. Dia berharap apabila pandemi telah berlalu, acara ini akan dibuat lebih meriah dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
“Gowes bareng masih tetap jadi agenda wajib. Rencananya kita akan tambah dengan run dan jalan sehat. Agar semakin meluas dan masyarakat sadar akan pentingnya skiring awal penyakit Glaukoma,” tutupnya berharap.