Rumah Sakit di Jawa Tengah Tampung Pasien Covid hingga Juni 2021
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah masih terkendali. Ia memastikan kapasitas rumah sakit di Jateng masih cukup untuk menampung pasien Covid-19.
Hal itu ditegaskan Ganjar menjawab pemberitaan bahwa rumah sakit di Jateng sudah tidak mampu menampung pasien Covid-19. Bahkan dalam rapat evaluasi Covid-19 di Gedung A lantai 2 kompleks Pemprov Jateng, Senin 7 Desember 2020, Ganjar meminta keterangan tiga direktur rumah sakit untuk memastikan kondisi fasilitasnya.
Tiga direktur rumah sakit RSUD Moewardi Solo, RSUD Margono Banyumas dan RSUD Tugurejo Semarang, Ganjar mendapat kepastian bahwa semua masih terkendali.
"Saat ini kami memiliki 20 ICU dan pada tanggal 20 nanti akan ditambah 10 lagi. Untuk tempat tidur isolasi, saat ini ada 144 dan akan ditambah 100 lagi pada tanggal 20. Sampai saat ini masih aman," kata Direktur RSUD Margono, Tri Kuncoro.
Mendapat jawaban itu, Ganjar lega karena kabar yang menyebut bahwa rumah sakit di Jawa Tengah penuh adalah tidak benar. Ditemui usai rapat, Ganjar menegaskan semua dalam kondisi aman.
"Saat ini kami belum sampai pada pembuatan rumah sakit darurat. Kalau kita hitung tadi, ini masih cukup. Sampai hari ini kita masih cukup," tegas Ganjar usai rapat evaluasi Covid-19 di Gedung A lantai 2 kompleks Pemprov Jateng.
Ganjar menegaskan memang sudah menyusun rencana untuk penambahan sarana prasarana fasilitas itu. Skenarionya, penambahan akan dilakukan untuk menampung pasien hingga Juni 2021.
"Skenarionya, tempat tidur isolasi akan ditambah sampai 9.800. Sementara untuk ICU, akan ditambah sampai 607 tempat tidur. Kami kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk bertugas di sana," jelasnya.
Ganjar mengatakan di Jateng memiliki 5.939 tempat tidur isolasi di rumah sakit dan sudah ditambah menjadi 6.618 sampai 5 Desember 2020. Selain itu, total ICU juga bertambah, dari 438 menjadi 458 tempat tidur.
"Selain penambahan di rumah sakit, kami juga akan optimalkan tempat-tempat isolasi terpusat seperti gedung BPSDM, hotel-hotel dan asrama haji Donohudan. BPSDM sudah dipakai, asrama haji Donohudan juga sudah siap," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo membantah bahwa rumah sakit di Jateng kewalahan menampung pasien Covid-19. Dirinya menegaskan, bahwa rumah sakit di Jateng masih aman.
"Memang ada satu atau dua rumah sakit yang penuh, tapi masih banyak rumah sakit yang kalau kita lihat datanya, masih cukup," ucapnya.
Terkait itu, Yulianto menegaskan dalam sebulan terakhir rumah sakit di Jateng sudah melakukan penambahan tempat tidur isolasi dan ICU. Bahkan sudah ada penambahan 72 persen tempat isolasi.
"Penambahannya sudah banyak, dan sekarang masih kami tambah terus. Paling tidak, sampai akhir tahun, Jateng punya 7.500 dan tempat tidur isolasi," jelasnya.
Pihaknya juga akan mengoptimalisasi tempat isolasi terpusat yang ada di Jateng untuk menampung isolasi. "Sebenarnya banyak sekali tempat isolasi yang bisa dioptimalkan, misalnya Donohudan dan lainnya. Nanti kami dorong untuk tempat-tempat itu digunakan menampung isolasi pasien OTG," pungkasnya.