Rumah Sakit di Gaza jadi Sasaran Bom, 37 Bayi Terancam Meninggal
Serangan Israel di jalur Gaza, Palestina berlangsung sejak 7 Oktober 2023. PBB menyebut sejumlah serangan diarahkan langsung ke sejumlah rumah sakit di utara dan selatan Gaza. Sebanyak 2 bayi prematur meninggal akibat kelangkaan listrik, dan 37 bayi lainnya terancam di RS Al Shifa. Jumlah korban meningkat total 11.078 jiwa.
Dilansir dari Al Jazeera, serangan tersebut juga dialami rumah sakit terbesar Gaza, Al Shifa, serta Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza.
Dua bayi prematur telah meninggal di Al Shifa, akibat listrik di ruangan neonatal berhenti menyala. Sebanyak 37 bayi lain di ruangan itu terancam meninggal bila listrik berhenti memberi tenaga pada inkubator, per Sabtu 11 November 2023.
"Mereka meninggal karena suhu yang rendah dan kekurangan oksigen karena listrik yang terus berkurang. Kami sedang mencoba metode tradisional untuk mempertahankan mereka," kata Direktur RS Al Shifa, Mohammed Abu Salmiya.
Listrik di RS Indonesia
Serangan menyebabkan listrik lumpuh serta bahan bakar habis. Di Rumah Sakit Indonesia, tim medis beroperasi dalam gelap sejak Jumat, 10 November 2023.
Aliran listrik hanya untuk ruangan tertentu, dan padam pada sore hingga malam hari. Relawan MER-C di Gaza Fikri Rofiul Haq menyebut pada Sabtu, RS Indonesia akan mencoba menyalakan listrik menggunakan minyak goreng. "Namun, percobaan ini tidak untuk dua generator besar yang dimiliki RS Indonesia, tapi pada generator kecil yang beberapa waktu lalu dibawa ke rumah sakit Indonesia," kata Fikri dikutip dari Antara.
Korban Jiwa
Sementara, korban jiwa terus bertambah dalam konflik antara Israel dan Palestina. Jumlah korban meninggal di Gaza meningkat menjadi 11.078 mengikuti serangan Israel yang intensif, dan 27.490 orang terluka. Korban jiwa juga jatuh di Tepi Barat sebanyak 183 orang dan 2.400 terluka, berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas, Bulan Sabit Merah Palestina, serta Al Jazeera.
Sedangkan korban di pihak Israel justru berkurang. Pihak Israel mengoreksi korban jiwa yang awalnya disebut 1.400 berkurang menjadi 1.200 per Sabtu, November 2023. Israel tidak menjelaskan penyebabnya. Korban tersebut diumumkan setelah serangan roket Hamas ditembakkan ke Israel 7 Oktober lalu.