Rumah Potong Babi di Surabaya Bakal Jadi Sentra Pedagang Ampel
Pemkot Surabaya merenovasi bekas Rumah Potong Hewan (RPH) Babi yang ada di Pegirian menjadi Sentra Wisata Kuliner (SWK) dan pusat penjualan oleh-oleh untuk pedagang di kawasan Wisata Religi Ampel, khususnya untuk para pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Sebelumnya, Pemkot Surabaya sudah memindahkan RPH Babi yang ada di Pengirian ke kawasan Banjar Sugihan, Surabaya Barat.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa pemindahan RPH Babi dan relokasi pedagang di Ampel adalah bagian dari penataan kawasan untuk wisata Kota Tua. "Jadi Alhamdulilah setelah sekian tahun rencana memindahkan RPH babi bisa dilaksanakan. Sehingga pedagang yang ada di Jalan KH Mas Mansyur bisa berjualan di sini (bekas RPH Babi)," kata Eri ditemui saat melakukan sidak di bekas RPH Babi, Kamis, 22 Februari 2024.
Eri mengungkapkan, bekas RPH Babi yang hari ini mulai direnovasi akan ditata sebaik mungkin agar para pedagang nyaman berada di sana. Dirinya menggambarkan, SWK dan pusat oleh-oleh di Pegirian tersebut akan dilewati bus-bus untuk parkir sebelum ke terminal, sehingga dengan begitu para wisatawan bisa makan atau berbelanja di sana. "Sehingga nanti yang ada di kawasan dirombak total bentuknya, pedagang yang ada di atas sungai akan dirombak total," tambahnya.
Mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya itu menjelaskan, pembangunan SWK dan pusat oleh-oleh di Pegirian tidak hanya dibekas RPH Babi saja. Tetapi, akan dilebarkan sampai RPH sapi dan kambing yang ada di sebelahnya. "Jadi ini akan kami lebarkan sampai RPH sana (RPH sapi) rencananya itu juga akan dipindah nanti, sehingga akan nyambung ini dan menjadi luas untuk para pedagang," jelasnya.
Dirinya menargetkan, untuk renovasi RPH Babi selesai pada akhir Februari 2024 sehingga para pedagang secara bertahap bisa dipindahkan. Eri menyebut, ada sekitar 400 pedagang yang direncanakan pindah ke SWK dan sentra oleh-oleh Pegirian tersebut.
Jumlah pedagang tersebut sudah mencakup yang berjualan di malam dan pagi hari. "Para pedagang kalau pagi 200, kalau malam 150-an hampir 400. Karena pedagang yang ada di Mas Mansyur semampir itu kan ada yang pagi sampek jam 11. Jam 11 berhenti, sore ada lagi, jadi shif-shifan, sambil menunggu kandang sapi selesai, nanti akan dipindah semua," lanjutnya.
Eri menjamin kepada para pedagang yang akan dipindahkan bahwa RPH Babi sudah direnovasi, bangunannya akan ditimpa dengan semen baru, beton baru dan lantai baru. Sehingga tidak perlu khawatir akan najis karena semuanya baru. Menurutnya, jika penataan sudah dilakukan dan pedagang dipindahkan maka suasana kawasan Religi Ampel seperti Kota Tua akan semakin terlihat. "Nanti saya juga akan buat Gapura di Ampel Rahmat agar wisatawan tau kalau mau masuk ke kawasan Religi Ampel dari situ (Ampel Rahmat)," imbuhnya.
Lokasi Relokasi Belum Diketahui Pedagang
Disisi lain, salah satu pedagang sandal di depan RPH Pegirian, Siti Maimunah mengaku belum mengetahui rencana tersebut. "Belum, belum tahu kalau pindah takutnya kami tidak punya pendapatan, karena sekarang saja hanya ada satu dan dua pembeli," kata Siti.
Ia pun masih bimbang apakah akan setuju atau tidak apabila dipindahkan. Sebab, ujarnya selama ini wisatawan jarang yang berbelanja. Pembeli mereka adalah warga sekitar. "Wisatawan itu gak mesti, kadang mereka hanya duduk saja tidak beli," tandasnya.