Rumah dan Lahan di Desa Sidodadi Banjir Akibat Luapan Sungai
Dua hari berturut-turut, banjir terjadi di wilayah Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Banjir terjadi akibat luapan air sungai yang melintas di desa setempat. Akibatnya, ratusan rumah sempat terendam air luapan sungai. Tidak hanya itu ratusan hektar lahan pertanian juga terendam air sehingga mengakibatkan tanaman rusak.
“Kalau yang kemarin (Minggu, 31 Januari 2021) tingginya (air) sampai satu meter,” jelas Kepala Desa Sidodadi, Sidiq Wibisono, Senin, 1 Januari 2021.
Menurut Sidiq, hari ini air sungai kembali meluap dan menggenangi rumah warga khususnya yang berada di sekitar sungai. Air mulai meluap setelah terjadi hujan selama kurang lebih dua jam pada Senin siang. Yang paling terdampak adalah rumah yang berada di sebelah utara sungai. Ada sekitar 10 rumah yang tergenang air setinggi sekitar 50 cm.
Sidiq menyatakan, sebenarnya hujan yang terjadi di wilayah Desa Sidodadi tidak terlalu lebat. Menurutnya, luapan air lebih dikarenakan air kiriman dari arah dari arah barat atau hulu sungai.
“Hujan di Sidodadi tidak begitu lebat. Cuma kiriman dari barat yang sangat banyak. Di daerah barat kan hujan terus,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam menyatakan, ada dua Dusun di Desa Sidodadi terdampak banjir yang terjadi pada Minggu, 31 Januari 2021. Dusun tersebut adalah Curah Sawo dan Krajan.
Di Dusun Curah Sawo ketinggian genangan air mencapai satu meter. Ini terlihat dari bekas yang masih terlihat pada rumah warga. Sedangkan di Dusun Krajan ketinggian air lebih rendah yakni sekitar 70 cm.
“Ada dua dusun yang terdampak. Sekitar hampir 300 rumah di Dusun Curah Sawo dan sekitar 100 rumah di Dusun Krajan, Desa Sidodadi,” tegasnya.
Selain itu, banjir yang terjadi pada akhir pekan itu juga menggenangi lahan pertanian di Desa tersebut. Ada sekitar 100 hektar lahan pertanian yang tergenang. Sejumlah tanaman seperti jagung dan padi rusak akibat terendam air.
“Yang jelas ada kerusakan (tanaman) karena airnya juga cepet surut itu berarti arusnya cukup kencang. Tentunya tanaman pendek akan berpengaruh seperti padi, ada kerusakanlah,” jelasnya.
Dia menambahkan, sebenarnya Desa Sidodadi tidak termasuk sebagai Desa rawan banjir. Karena selama ini tidak pernah ada kejadian ataupun laporan banjir seperti yang terjadi pada hari Minggu kemarin. Menurutnya, aliran sungai di sana masih normal. Walapun hujan deras masih dalam kapasitas daya tampung sungai, sehingga tidak sampai meluap ke daratan. Namun kenyataannya, terjadi banjir di Desa tersebut.
Mengenai penyebabnya, menurut Eka Muharam, yang pertama adalah karena keterbukaan lahan di wilayah hulu sungai. Sehingga air masuk ke curah. Pada kondisi air normal, air bisa masuk dengan lancar. Hanya saja hari Minggu kemarin air membawa material sehingga menyumbat gorong-gorong yang ada di jembatan itu.
“Itu yang menimbulkan air meluap keluar. Jadi selain ada keterbukaan lahan juga ada infrastruktur dalam hal ini jembatan yang tersumbat oleh material yang terbawa air,” tegasnya.
Hari ini, BPBD Banyuwangi sudah mengirimkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir. Bantuan yang diberikan berupa sembako dan kebutuhan dasar untuk kebutuhan beberapa hari ke depan.
“Banjir kemarin kan menganggu. Warga mungkin tidak bekerja untuk membersihkan rumah dari bekas material banjir. Itu kita berikan kompensasi kebutuhan dasar sembako untuk beberapa hari. Agar mereka bisa konsentrasi membersihkan material akibat banjir,” pungkasnya.
Advertisement