Rumah Kreatif Tuban, Wujud Nyata Dedikasi Semen Indonesia pada UKM
Semen Indonesia telah menuntaskan pembangunan Rumah Kreatif BUMN (RKB) Tuban yang akan menjadi wadah pembinaan para pelaku UKM. RKB yang terletak di dekat pintu gerbang Perumdin Semen Gresik, Bogorejo, Tuban, itu menjadi wujud komitmen Kementerian BUMN dalam membimbing para pelaku UKM di sekitar wilayah operasi perusahaan pelat merah.
SMI diberi tanggung jawab membangun RKB di tiga tempat, yaitu Tuban, Gresik dan Rembang. “Yang di Tuban sudah rampung, nanti disusul di Gresik dan Rembang,” terang Kepala Departemen CSR SMI Wahjudi Heru, beberapa waktu lalu. Nantinya RKB akan berdiri di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan jumlah 514 unit.
Peresmian RKB Tuban, sambung Wahjudi, dibarengi dengan pergelaran IKM (Industri Kecil Menengah) Award Jatim. Lebih jauh dijelaskan, RKB adalah wujud kolaborasi BUMN dalam membentuk digital economy ecosystem melalui pembinaan UKM.
Sederhananya, ini merupakan upaya mendongkrak kompetensi UKM menyusul pertumbuhan pasar global yang telah menggeser paradigma bisnis nasional, di mana UKM memegang peran kunci dalam menggairahkan ekonomi negara.
“Entah itu melalui penciptakaan lapangan kerja, mendorong kesejahteraan masyarakat, termasuk melahirkan inovasi-inovasi baru,” paparnya.
Di RKB, para pelaku UKM bisa berkumpul, berdiskusi, belajar bersama dari narasumber berkompeten, serta memajang produk mereka. Selain menambah kompetensi, manfaat lain yang bisa didapat adalah peningkatan akses pemasaran serta kemudahan akses permodalan.
Pendampingan di dalam RKB diawali dengan registrasi dan analisa data masing-masing UKM. Mereka wajib mengisi data profiling terkait kompetensi serta produk yang dihasilkan. Data-data itu menjadi dasar untuk menentukan cara pendampingan yang tepat.
UKM dengan klasifikasi kompetensi medium sampai high akan diarahkan langsung pada tempat konsultasi dan quality control. Sedangkan kategori low sampai medium diarahkan menuju tempat belajar dan berbagi.
“Kita berharap sebagian besar UKM binaan SMI nanti benar-benar memproduksi barang. Jadi bukan sekadar perdagangan atau jasa,” kata Wahjudi. (*)