Rumah Badut Kreatif
Oleh Yoni Astuti
Ajakan untuk rujakan di Rumah Badoet Kreatif yang terletak di Blitar pada 7-8 Januari 2022, segera ditangkap beberapa teman. Ngrujak aja kok jauh? Ini bukan sekedar rujakan, lho. Tempat rujakan dan iming-iming tur yang akan dilakukan, inilah yang bikin kepo.
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar lima jam naik kereta Penataran Doho dari Surabaya, tibalah kami di Rumah Badoet Kreatif. Kami disambut sejuknya lantai gazebo yang ada di halaman, serta indahnya interior dan beberapa lukisan. Di salah satu sudut juga tampak lukisan wajah Bung Karno yang sedang dilukis oleh Sonny Yuliono.
Rumah Badoet Kreatif disingkat RBK. Menurut Andi Yuwono Katip, pemilik RBK, singkatan ini disinonimkan dengan Revolusi Bung Karno. Diluncurkan pada 6 Juni 2012, bertepatan dengan hari lahir Bung Karno.
Lokasinya berada di Lingkungan Mbadoet, Kelurahan Tanggung, Kota Blitar. Nama Badoet diambil dari nama lingkungan. Bukan karena rumahnya seperti badut atau banyak badut. Nama Kreatif yang ditautkan, sangat sesuai dengan kegiatan tamu yang datang. Mereka melahirkan karya-karya yang penuh kreasi.
Bangunan ini mempunyai dua lantai. Lantai pertama untuk tempat tinggal keluarga. Lantai kedua untuk teman-teman komunitas, khususnya pecinta Bung Karno, yang akan berdiskusi ataupun menginap. Diskusi yang dilakukan, antara lain membahas: Bung Karno dan pemikirannya, kebudayaan, literasi, dan banyak lagi. Di samping diskusi, ada saja yang datang untuk berkarya seperti melukis. Rumah ini bahkan pernah dijadikan sebagai salah satu tempat shooting film Kawentar (Kaweruh Jroning Blitar), sebuah film karya putra daerah Blitar.
Di lantai dua, terdapat dua kamar tidur dan dua kamar mandi. Satu kamar mandi ada dalam kamar dan satu lainnya di luar kamar. Dua kursi kayu panjang dan meja kayu diletakkan di ruang yang lega. Bila ada diskusi, akan digelar karpet di ruangan ini. Bila ada banyak yang menginap, bisa goleran di karpet atau mengangkat kasur tambahan dari lantai satu.
Di lantai dua ini pun, terdapat banyak lukisan dan hiasan yang digantung di dinding dan tiang. Semua lukisan dan hiasan mempunyai kisah masing-masing, baik pembuatnya maupun tempat membelinya. Ketika duduk di ruang ini, kami tak henti mendiskusikan buah karya tersebut, khususnya tentang lukisan Barong.
Andi Yuwono Katip tidak menarik biaya sepeser pun bagi siapa saja yang menginap, asalkan menerima kesederhanaan yang ada. Ia melakukannya untuk membalas budi banyak orang yang telah berbaik hati kepadanya. Sejak remaja, ia sering bepergian untuk mendaki gunung. Sepanjang perjalanan, ia mendapatkan banyak kemudahan. Mulai dari kebaikan teman seperjalanan maupun masyarakat yang ditemuinya. Berkah ini tak henti disyukuri oleh Andi. Sekarang saatnya ia berbagi dari apa yang dimiliki.
Rumah yang Bikin Kerasan
Ada satu cerita di 2018. Ketika tiba di rumah, setelah melakukan serangkaian perjalanan sebagai Ketua Umum Asidewi (Asosiasi Desa Wisata), Andi terkejut karena di lantai dua RBK ada tamu. Anak punk yang berjumlah sekitar 20 orang dari berbagai kota. Mereka telah ada di sana sekitar 2 minggu sebelum kedatangan Andi. Apakah Andi kenal mereka? Ternyata sama sekali tidak. Mereka adalah teman dari teman Andi. Melihat hal tersebut, Andi tidak marah, malah senang. Oleh karena selama mereka berada di RBK, banyak karya yang dihasilkan, seperti: sablon cukil, literasi jalanan, mural, dan lukisan dekoratif dalam kanvas.
Di hari pertama kedatangan Andi—dan ketika ia naik ke lantai dua, mereka tidak tahu bahwa Andi adalah pemilik rumah. “Mereka minta saya membuatkan kopi. Saya mau saja,” cerita Andi terbahak. Pada 2018, gazebo yang ada di halaman belum dibangun. Mereka berkarya di lantai dua.
Pantas saja anak punk itu kerasan di RBK. Suasananya memang bikin adem. Udara segar yang mengalir, baik di lantai dua maupun di gazebo, membuat siapa pun betah berlama-lama duduk atau selonjoran. Apalagi di atas meja kayu panjang di gazebo ada beraneka jajanan khas Blitar, buah tangan para tamu, yang menggoda untuk dikudap. Mulut tak henti menggiling, merasakan kekhasan jajanan tersebut. Khususnya wajik kletik dan enting-enting geti dari Arinal Huda, Kabid Pariwisata Kabupaten Blitar, yang datang berbincang dengan kami. Rujakan, tentu saja tidak boleh dilupakan. Meski hanya bisa mengudapnya sedikit, yang penting sudah menunaikan tujuan.
Ingin keluar rumah untuk melakukan tur, tetapi rasanya enggan. Lebih nyaman menikmati suasana di Rumah Badoet Kreatif. Namun, sekali lagi, harus menunaikan tujuan semula, melakukan tur di Kota Blitar.
Kampung Wisata Kreatif Kelurahan Tanggung
Sebelum mengunjungi beberapa tempat wisata di Blitar seperti perpustakaan, makam Bung Karno, dan budi daya ikan koi juga domba, kami mengunjungi beberapa tempat produksi kendang jimbe di dekat Rumah Badoet Kreatif dengan berjalan kaki.
Di samping Lingkungan Mbadut, Kelurahan Tanggung memiliki 2 lingkungan lainnya yaitu Satren dan Tanggung. Masyarakat di tiga lingkungan ini sebagian besar adalah pengrajin bubut kayu. Bahan bakunya adalah kayu mahoni. Kerajinan yang dihasilkan antara lain tempat sirih, tempat perhiasan, yoyo, peralatan masak, alat pijat, alat penggaruk punggung, mahkota sangkar burung, asbak, dan alat musik (rebana, maracas, ontong-ontong, dan kendang jimbe). Tempat produksi tersebut bisa dikunjungi wisatawan yang ingin melihat proses produksinya. Pengrajin pun dengan suka hati menjawab pertanyaan sekitar produksi yang dibuatnya.
Senang sekali bisa melihat proses membubut kayu dan membuat kendang jimbe untuk menambah pengetahuan. Sayang sekali tidak tersedia banyak waktu untuk menabuh kendang tersebut. Andai suatu saat bisa datang kembali, ingin rasanya belajar menabuh atau setidaknya mendengarkan alunan rancak musik kendang jimbe.
Sejak 29 Januari 2022, untuk anak-anak sekolah ada kelas perkusi dengan menabuh kendang jimbe di RBK. Instrukturnya adalah Dany Badak, maestro perkusi asli Blitar. Bila di keheningan malam ingin mendengarkan alunan mocopat, juga bisa. Ki Amang Pramoesoedirdjo akan mengalunkannya dengan suara mendayu. Setelahnya, Ki Amang akan menjelaskan arti yang terkandung di dalam syairnya.
Melihat adanya atraksi wisata di Kelurahan Tanggung, alangkah istimewanya bila wisatawan dapat menginap di rumah masyarakat setempat. Mengetahui kehidupan dan kearifan lokal yang ada dan memasak masakan khas bersama pemilik rumah. Makanan khas Blitar seperti punten pecel, nasi aron, sayur tewel atau nangka muda, dan blendi klingking atau rebung muda yang dimasak dengan proses pengeringan terlebih dahulu, siap disantap di sana.
Bila Rumah Badoet Kreatif dijadikan tempat menginap wisatawan, bisa enggak, ya?
“Rumah Badoet Kreatif saya bangun untuk mewadahi teman-teman yang ingin melakukan kegiatan yang positif. Saya tidak memungut biaya. Namun, bila ada biro perjalanan akan menyewa untuk tempat menginap wisatawannya, dengan senang hati dipersilakan. Karena sifatnya bisnis, tentunya ada biayanya,” jelas Andi Yuwono Katip.
Selain mengunjungi tempat produksi kendang jimbe, wisatawan bisa belajar membatik di rumah yang memproduksi batik Baduta dengan corak khas Blitar. Batik ini menggunakan ikon khas Blitar: kendang jimbe, ikan koi, belimbing, dan bunga sepatu. Tempatnya pun tidak jauh dari Rumah Badoet Kreatif, sekitar 100 meter. Pewarnaan batiknya, ada yang menggunakan warna alam dari kulit kayu mahoni yang tersedia banyak di Kelurahan Tanggung.
Ayo segera atur liburan, rujakan di Rumah Badut Kreatif, dan mengunjungi Kampung Wisata Kreatif Kelurahan Tanggung. Tentu saja, pengunjung juga bisa sekaligus mengunjungi tempat wisata lainnya yang ada di Blitar.