Rumah Atsiri, Wisata Edukasi Tanaman Aroma Terapi Khas Indonesia
Tawangmangu, sebuah daerah dataran tinggi di kawasan Jawa Tengah ini terkenal dengan berbagai macam wisata seperti kebun teh, kebun buah hingga wisata perbukitannya.
Tak hanya itu, bagi Anda pecinta wewangian atau aroma terapi juga yang kita kenal saat sebagai esensial oil. Tawangmangu memiliki wisata edukatif yakni, Rumah Atsiri Indonesia.
Wisata berkonsep aromatic garden wellness ini berada di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Plumbon sendiri tepat berada di kaki Gunung Lawu, maka tak heran hamparan sawah dan perbukitan menjadi pemandangan sepanjang mata memandang.
Rumah Atsiri ini mengusung tema glamping dan menawarkan program wellness atau gaya hidup sehat. Harapannya sepulang dari sana gaya sehat yang dicontohkan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Konsep ini tentu bisa menjadi salah satu jawaban kaum urban yang ingin berwisata sekaligus menerapkan hidup sehat.
"Di sini kami tidak menjual room melainkan program wellness. Program ini tentunya didukung dengan aromatic wellness oil yang kami produksi sendiri," ujar Head of Guest Relation and Service, Venty Wijayanti.
Program wellness yang ditawarkan memiliki banyak pilihan mulai dari dua hari satu malam, tiga hari dua malam, hingga lima hari empat malam. Kegiatan yang dilakukan meliputi tracking dengan rute pendek hingga rute panjang, berkeliling aromatic garden house, tour museum hingga mengikuti berbagai macam workshop.
"Program yang ditawarkan juga meliputi foot bath, body massage hingga makanan dan minuman yang kalorinya terukur sesuai kegiatan yang dilakukan," terangnya.
Menariknya, berwisata di Rumah Atsiri ini dapat lebih belajar dan mengenal sejarah panjang perkembangan minyak atsiri di Indonesia atau yang kita kenal dengan esensial oil.
"Atsiri merupakan kata sifat yang artinya menguap. Jadi bisa dikatakan atsiri merupakan tanaman yang menguap dan menghasilkan aroma. Minyak atsiri berarti minyak dari tanaman Atsiri, seperti lavender, sereh, sereh wangi, papermint dan banyak lainnya," kata Venti.
Sebelum menjadi Rumah Atsiri Indonesia, dulunya bangunan wisata tersebut adalah pabrik penyulingan sereh wangi atau Citronela terbesar se-Asia. Pabrik ini berdiri pada tahun 1963 dengan kerja sama antara Indonesia dan Bulgaria yang MoU-nya ditandatangani Presiden Soekarno dan Kedutaan Bulgaria.
"Kawasan ini dipilih untuk pabrik karena memiliki perairan yang baik dan banyak ragam bunga Atsiri hidup di kawasan ini," imbuhnya.
Sayangnya, pabrik ini hanya bertahan beberapa tahun saja. Pada tahun 1970, penyulingan minyak dihentikan karena dirasa tidak menguntungkan. Bangunan pabrik akhirnya mangkrak hingga tahun 1986. Baru pada tahun 2015 bangunan tersebut resmi dimiliki dan dikelola Rumah Atsiri Indonesia.
"Kami hanya melakukan sedikit pemugaran pada bangunan. Wisata ini tetap mempertahankan arsitektur lamanya yang didesain oleh orang Bulgaria. Saat pemugaran kami hanya menambahkan tiga item yakni, baja, kayu dan kaca," katanya.
Harga tiket Murah
Harga tiket di wisata ini cukup beragam. Seperti tur tanaman aromatik dengan biaya Rp25 ribu, museum rumah Atsiri Rp38 ribu. Untuk pelajar yang mengunjungi museum pada Senin-Jumat dengan biaya Rp27 ribu dan mengikuti workshop harian Rp125 ribu.
Advertisement