Ruben Onsu Idap Empty Sella Syndrome, Ini Penyebab dan Gejalanya
Ruben Onsu akhirnya blak-blakan mengatakan jika dirinya dinyatakan dokter mengidap Empty Sella Syndrom (ESS). Hal ini diungkap ayah tiga anak itu ketika menjadi bintang tamu program acara yang dipandu Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di Trans 7 bertajuk FYP alias For Your Pagee!
"Aku udah MRI (Magnetic resonance imaging) dan ada bercak-bercak putih di otak, dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrom," kata Ruben Onsu.
Suami Sarwendah ini menjelaskan, tubuhnya tidak tahan dengan kondisi yang terlalu dingin seperti berada di ruang ber-AC. Jika sudah begitu, kondisi fisiknya bisa tiba-tiba drop dan merembet ke gejala lainnya.
"Kalau gue udah kena dingin, gue langsung ngedrop badannya," paparnya.
Kondisi tubuh Ruben Onsu semakin menurun pada akhirnya berpengaruh ke fungsi organ yang lain, salah satunya bagian mata. Pengidap Empty Sella Syndrom merasakan sakit kepala yang berkepanjangan.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini dikaitkan dengan meningkatnya tekanan pada bagian tengkorak yang bisa menyebabkan cairan tulang belakang bocor dari hidung, pembengkakan saraf optik mata, hingga munculnya gangguan penglihatan. Hal itu pula yang pada akhirnya membuat dirinya sering membawa obat tetes mata dalam berkegiatan.
"Penglihatannya makin lama kayak orang pakai lensa kontak, gue bisa nggak ngeh, matanya udah jadi kayak burem gitu, kabur dan kaku kayak nggak bisa bergerak gitu badannya," pungkas pria 38 tahun ini.
Empty Sella Syndrom
Mengutip dari laman United Brain Association, Empty Sella Syndrome adalah gangguan yang mempengaruhi bagian tengkorak yang mengelilingi kelenjar pituitari atau hipofisis, organ kecil yang berada di bawah otak untuk mengatur berbagai hormon di berbagai bagian tubuh.
Dua Jenis Empty Sella Syndrome
ESS primer
Empty Sella Syndrome primer terjadi ketika salah satu lapisan (arachnoid) yang menutupi bagian luar otak menonjol ke dalam sella dan menekan hipofisis. Tipe ini lebih sering terjadi pada perempuan yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi. Ini juga telah dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.
ESS sekunder
Empty Sella Syndrome sekunder terjadi ketika sella kosong karena kelenjar pituitari telah rusak oleh sebuah tumor, terapi radiasi, operasi, dan trauma.
Penyebab Empty Sella Syndrom
Sampai saat ini, penyebab Empty Sella Syndrom primer belum diketahui. Mengutip Healthline, yang sudah ditinjau secara medis oleh ahli bedah saraf bersertifikat, Dr. Seunggu Han, M.D, secara umum Empty Sella Syndrom jenis Sekunder bisa dialami seseorang karena orang tersebut mengalami trauma pada kepala, ada infeksi, tumor hipofisis, terapi radiasi atau pembedahan di area kelenjar pituitari.
Selain itu, bisa juga disebabkan karena adanya kondisi yang berhubungan dengan otak atau kelenjar pituitari, seperti sindrom Sheehan, hipertensi intrakranial, neurosarcoidosis, atau hipofisitis.
Sebagai informasi, menurut National Organization for Rare Disorders, perempuan empat kali lebih berisiko mengalami Sindrom Empty Sella ini ketimbang pria. Biasanya, sebagian besar perempuan dengan sindrom Empty Sella sudah berusia paruh baya, dengan obesitas, dan punya tekanan darah tinggi.
Gejala Empty Sella Syndrom
Gejala Empty Sella Syndrom bervariasi pada setiap orang. Tergantung pada usia Anda dan apa yang menyebabkan sindrom tersebut. Gejalanya juga mungkin terlihat seperti masalah kesehatan lainnya. Selalu temui penyedia layanan kesehatan Anda untuk diagnosis.
Impotensi pada pria
Kurang keinginan untuk berhubungan seks
Haid tidak teratur pada wanita
Masalah ereksi
Sakit kepala
Menstruasi tidak teratur atau tidak ada
Penurunan atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seks (libido rendah)
Kelelahan, tak berenergi