Attack Rate Covid Jatim Lampaui Nasional, Pemda Diminta Tegas
Berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya berdampak cukup signifikan pada angka penyebaran (Rate of Transmission) kasus corona atau covid-19 di Jawa Timur. Pasalnya, kini RT Jatim mencatat RT sebesar 1,32, yang artinya setiap satu orang pasien covid-19 bisa menularkan kepada 3 orang lainnya. Angka RT besar dengan sumbangan dari Surabaya hampir 49,6 persen, sedangkan Surabaya Raya menyumbang 59,8 persen.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, hal ini terjadi karena tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menurun ketimbang pada saat PSBB.
“Data tadi menunjukkan kita naik lagi, secara regional provinsi RT kita sempat 0,86 ini pada 9 Juni kemarin, berarti ini hari pertama keluar dari PSBB Surabaya Raya. Per hari ini ternyata kita naik lagi, hari ini rate of transmission kita naik menjadi 1,32,” ungkap Khofifah ketika memberikan pemaparan di hadapan pimpinan dan ketua fraksi dari DPRD Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu 13 Juni 2020 malam.
Padahal, kata dia, sempat ada rasa optimis beberapa waktu lalu dipertengahan PSBB kedua karena RT di Surabaya Raya pernah di bawah 1. Dalam rentang waktu tanggal 21-26 Juni lalu RT Kota Surabaya sudah di bawah 1, lalu Sidoarjo selama delapan hari mulai 20-27 RT di bawah 1, dan enam hari berturut Gresik juga di bawah 1.
Sementara itu, Koordinator Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dokter Kohar Hari Santoso menyampaikan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka RT ini meningkat.
Pertama, faktor kemudahan virus ini menular, kemudian masa kontagius penularan, dan sejauh mana virus ini menular.
“Makanya ketika PSBB mereka dibatasi, tapi ternyata setelah dilonggarkan agak lepas, warga bebas kemana-mana sehingga RT kita naik,” ungkapnya.
Karena itu, ia mengatakan, masyarakat harus betul-betul disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan. Seperti menggunakan masker, menerapkan physical distancing, rajin cuci tangan, dan jaga imunitas.
Di sisi lain, Pakar Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, dokter Windhu Purnomo, menyampaikan saat ini attack rate covid-19 di Surabaya lebih tinggi dari nasional yakni 107,6/100 ribu penduduk. Artinya, di antara 100 ribu penduduk ada 108 yang terpapar covid-19.
Dengan angka tersebut, sejatinya harus ada aturan yang lebih ketat apabila ingin menekan penyebaran di tengah masa transisi seperti saat ini. Namun, Surabaya ternyata jauh dari harapannya karena tidak memberi sanksi yang tegas dan membuat orang beraktivitas biasa tanpa protokol kesehatan.
“Surabaya makin meningkat makin berbahaya berisiko tinggi, sekarang attack rate 107,6/100 ribu kan jadi makin bahaya tapi seperti merasa gak ada covid," katanya sambil menyayangkan kafe dan tempat makan yang penuh orang.
Karena itu, masyarakat perlu lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Tak hanya itu, pemerintah juga harus tegas untuk menangani ini agar tidak terjadi gelombang penyebaran yang lebih tinggi dari sebelumnya.